Terjepit Gerbang Otomotis di Sekolah, Siswi TK Meninggal Dunia

Bagaimana kronologis kejadiannya?

1 Agustus 2019

Terjepit Gerbang Otomotis Sekolah, Siswi TK Meninggal Dunia
Freepik/dashu83

Mengawasi anak-anak di usia balita memang susah-susah gampang. Pergerakannya yang sangat aktif dan keingintahuannya yang tinggi membuat banyak orangtua kewalahan untuk menjaga si Kecil, apalagi jika ia sudah mulai bersekolah di Taman Kanan-kanak.

Meskipun begitu, sudah seharusnya Mama dan Papa meningkatkan kewaspadaan saat membiarkan anak bermain di luar rumah.

Jangan sampai lengah jika kalian tak ingin kasus berikut ini terjadi pada si Kecil. Syakira, siswi PGRA Al Haq Margahayu, Kabupaten Bandung meninggal dunia setelah terjepit gerbang otomatis di sekolahnya. 

Mengetahui hal tersebut, Popmama.com mencari tahu dan merangkum kronologis lengkap tentang peristiwa yang menimpa bocah malang itu. 

1. Kronologis kejadian

1. Kronologis kejadian
Freeimages/clyde steven

Pada Selasa (30/7) siang, siswi TK tersebut diketahui sedang bermain di sekitar gerbang otomatis di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

Kejadian terjepitnya Syakira disebut terekam oleh CCTV sekolah. Sebelum meninggal dunia, Syakira diketahui sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sulaeman Margahayu.

Namun malang, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidin mengatakan, kejadian yang menimpa bocah malang ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

"Saya baru dapat informasi pukul 16.00 WIB lebih. Saat kami ke TKP memang betul ada kejadian kecelakaan kejepit sama pintu gerbang otomatis, menggunakan alat penggerak tombol," jelasnya pada awak media pada Rabu (31/7).

Agus mengatakan bahwa saat itu korban sedang lepas dari pengawasan orangtuanya. Ia juga mengungkapkan bahwa biasanya korban diantar ke sekolah oleh sang Nenek.

"Kebetulan tombol itu di dalam gerbang bukan ke tempat TK tapi ke MTs, jadi ke TK terbuka. Saat saya ke sana korban sudah tidak ada sudah dibawa pihak keluarga," tambahnya lagi.

2. Pihak keluarga menolak untuk diautopsi

2. Pihak keluarga menolak diautopsi
Freepik/rawpixel

Usai kejadian tersebut, Kapolsek Margahayu, Kompol Agus Wahidin diketahui sempat mendatangkan INAFIS Polres Bandung, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan penyelidikan.

"Keluarga keberatan untuk diambil gambar juga. Karena sudah menyatakan sebagai musibah. Takdir dari Allah dan menolak untuk diautopsi," jelasnya.

Hingga saat ini pernyataan musibah dari pihak keluarga masih terus diproses. Sementara terkait penyebab luka yang dialami korban, pihak Kapolsek mengaku tidak mengetahuinya karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

Kasatreskrim Polres Bandung, AKP Firman Taufik juga mengatakan berdasarkan pantauan CCTV, kejadian terjepitnya bocah di gerbang sekolah merupakan musibah.

"Hasil pantauan CCTV itu bukan menjadi sebuah kesalahan, tapi menjadi musibah," ujarnya.

Gerbang otomatis itu berada di antara PGRA dan MI serta bisa menghubungkan ke Mts. Gerbang berwarna krem tersebut memiliki tinggi sekitar tiga meter dan panjang sekitar empat meter.

Sedangkan tombol gerbang otomatis itu terletak di sekitar MTs dan MA. Dikabarkan gerbang tersebut baru dipasang pihak sekolah.

Sementara itu pihak Kementrian Agama Kabupaten Bandung kini tengah mencari informasi terkait kronologi kejadian tersebut.

"Kami cari informasi dulu, kami kan berjenjang infomasinya, kami ke Ketua Forumnya dulu (Forum PGRA Kabupaten Bandung). Kami cari kronologi dulu," ujar Humas Kementerian Agama Kabupaten Bandung Ahmad Suhaeri.

3. Tips mengawasi anak yang bermain di luar ruangan

3. Tips mengawasi anak bermain luar ruangan
jenniferperkins.com

Berkaca dari kasus tersebut, maka sebagai orangtua, Mama dan Papa wajib untuk terus mengawasi anak-anak saat bermain di luar ruangan.

Nah, agar orangtua tidak khawatir mengizinkan anak bermain di luar ruangan, perhatikan syarat keamanan bermain di luar ruang berikut:

  • Pastikan batas aman ruang luar yang dapat dijadikan anak sebagai tempat bermain. Jauhkan tempat bermain anak dari tumbuhan, binatang, atau benda berbahaya saat bermain di luar ruang, misalnya di halaman rumah atau di sekolah.
  • Izinkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan luar sesuai usianya. Pilih zona permainan yang sesuai dengan ukuran tubuh anak dan kemampuan fisik anak. Kalau bermain ke taman bermain misalnya, pastikan alat permainannya dalam keadaan baik alias tidak rusak, pecah, atau berkarat.
  • Perhatikan dengan baik suasana dan lingkungan bermain, apakah ada risiko anak terjerat, terjatuh dari ketinggian, kedinginan, kepanasan, tenggelam, dan cedera.
  • Sebisa mungkin orangtua harus terlibat saat anak bermain di luar ruang. Ikatan anak dan orangtua juga dapat terbangun ketika anak bermain bersama orangtuanya. Selain itu, orangtua dapat langsung mengawasi anak-anaknya saat bermain di luar ruang.
  • Jika anak sudah mulai bersekolah, ada baiknya jika Mama selalu meminta gurunya untuk terus mengawasi si Kecil. Ciptakanlah kedekatan dengan guru-guru anak agar si Kecil pun bisa mendapatkan perhatian lebih dari pihak sekolah.

Nah, itulah kronologis lengkap mengenai kejadian yang menimpa Syakira beserta tips mengawasi anak yang bermain di luar ruangan.

Semoga dapat menjadi pelajaran bagi orangtua di luar sana.

Baca juga:

The Latest