8 Tips untuk Mendorong Balita Berperilaku Baik

Untuk membentuk perilaku baik, balita membutuhkan bimbingan orangtua

17 September 2021

8 Tips Mendorong Balita Berperilaku Baik
Pexels/cottonbro

Setiap orangtua mengharapkan anaknya dapat berperilaku dengan baik. Namun perilaku baik ini tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. 

Orangtua harus membantu dan membimbing si Kecil agar ia dapat menerapkan perilaku baik. Mungkin tidak mudah dan mama akan menemukan beberapa tantangan dari anak. 

Namun dengan pendekatan positif, mama dapat membimbing si Kecil. Ini berarti memberikan perhatian kepada anak ketika mereka berperilaku baik, bukan hanya menerapkan konsekuensi ketika ia melakukan sesuatu yang tidak baik atau salah.

Untuk membantu, Popmama.com merangkup 8 tips bagi orangtua untuk mendorong balita agar berperilaku baik. Apa saja ya? 

1. Menjadi panutan yang baik untuk balita

1. Menjadi panutan baik balita
Pexels/monstera

Gunakan perilaku mama sendiri untuk membimbing anak. Anak memperhatikan orangtua untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana berperilaku.

Apa yang mama lakukan sering kali jauh lebih penting daripada apa yang mama katakan. Misalnya, jika mama ingin anak mengatakan 'tolong', mama pun harus memulainya.

2. Tunjukkan pada anak bagaimana perasaan mama

2. Tunjukkan anak bagaimana perasaan mama
Pexels/alex green

Memberi tahu anak dengan jujur ​​bagaimana perilaku mereka memengaruhi mama dapat membantunya mengetahui efek perilaku terhadap orang lain. Jelaskan dengan bahasa sederhana mengenai apa yang sebaiknya mereka lakukan.

Ini juga sekaligus mengajarkan kepada si Kecil bagaimana mengungkapkan perasaannya jika ada hal yang tidak ia sukai.

3. Beri respons positif atas perilaku baik anak

3. Beri respons positif atas perilaku baik anak
Pexels/ketut subiyanto

Ketika berperilaku baik, beri anak umpan balik positif. Misalnya, 'Wah, kamu bermain dengan sangat baik. Mama sangat suka caramu menyimpan semua balok di atas meja’.

Umpan balik positif ini kadang-kadang disebut pujian deskriptif karena memberi tahu anak-anak secara khusus apa yang mereka lakukan dengan baik.

Editors' Pick

4. Turun ke level anak

4. Turun ke level anak
Pexels/ketut subiyanto

Ketika mama dekat dengan anak, mama dapat mendengarkan apa yang mungkin mereka rasakan atau pikirkan.

Menjadi dekat juga membantu anak fokus pada apa yang mama katakan tentang perilaku mereka. Jika mama dekat dengan anak, mama tidak perlu memaksa anak untuk memperhatikan atau mendengarkan mama.

5. Dengarkan secara aktif

5. Dengarkan secara aktif
Pexels/yan krukov

Untuk mendengarkan secara aktif, mama dapat mengangguk saat anak berbicara. Kemudian ulangi kembali apa yang menurut mama dirasakan anak. Misalnya, 'Jadi kamu sedih ya karena mainanmu hilang'.

Ketika mama melakukan ini, itu dapat membantu anak-anak kecil mengatasi ketegangan dan emosi besar seperti frustrasi. Ketegangan dan emosi ini terkadang mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan.

Mendengarkan secara aktif juga juga membuat anak merasa dihargai dan dihibur. Bahkan dapat meredakan amarah yang potensial.

6. Menepati janji

6. Menepati janji
Pexels/pavel danilyuk

Ketika mama atau orang dewasa lainnya menepati janji pada anak, anak belajar untuk mempercayai dan menghormati. Anak belajar bahwa mama tidak akan mengecewakan mereka ketika mama menjanjikan sesuatu yang baik.

Jadi, ketika mama berjanji untuk mengajak anak berjalan-jalan setelah ia melakukan tugasnya, pastikan mama menepati janji tersebut.

7. Tegas saat menghadapi si Kecil yang merengek

7. Tegas saat menghadapi si Kecil merengek
Pexels/mohamed abdelghaffar

Jika mama menyerah ketika anak merengek untuk sesuatu, ini dapat memancingnya untuk selalu merengek. 'Tidak' berarti 'tidak', bukan berarti 'mungkin'. Jadi jangan katakan itu kecuali mama bersungguh-sungguh.

8. Beri anak tanggung jawab dan konsekuensinya

8. Beri anak tanggung jawab konsekuensinya
Pexels/artem podrez

Seiring bertambahnya usia anak, mama dapat memberi anak lebih banyak tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri. Mama juga dapat memberi anak kesempatan untuk mengalami konsekuensi alami dari perilaku tersebut.

Misalnya, jika tanggung jawab anak untuk merapikan mainannya dan ia menyimpannya dengan sembarangan, biarkan anak menerima konsekuensinya. Alih-alih membelikan mainan baru, dorong ia untuk mencarinya.

Di lain waktu, mama mungkin perlu memberikan konsekuensi atas perilaku yang tidak pantas atau tidak dapat diterima. Pastikan mama menjelaskan konsekuensinya dan anak telah menyetujuinya sebelumnya.

Nah itu beberapa tips bagi orangtua untuk mendorong balita untuk berperilaku baik. Semoga dapat membantu, Ma!

Baca juga:

The Latest