Jangan Dibiarkan, Ini Bahaya di Balik Kebiasaan Anak Melempar Barang

Kebiasaan melempar barang yang dibiarkan bisa menjadi bibit perilaku destruktif yang berbahaya

26 Maret 2022

Jangan Dibiarkan, Ini Bahaya Balik Kebiasaan Anak Melempar Barang
Freepik/freepik

Perilaku melempar barang pada ballita dianggap normal jika perilaku ini tidak menjadi kebiasaan. Belajar melempar barang adalah salah satu bagian dari tonggak perkembangan anak yang membutuhkan keterampilan motorik koordinasi tangan-mata yang baik. 

Namun, ketika melempar barang menjadi kebiasaan yang berpola, hal ini bisa menjadi bagian dari perilaku. Jangan disepelekan, Ma, karena kebiasaan ini dapat mengembangkan sifat-sifat yang tidak diinginkan.

Kali ini Popmama.com merangkum bahaya di balik kebiasaan anak suka melempar barang yang perlu diwaspadai orangtua, dilansir dari MomJunction:

1. Masalah kedisiplinan

1. Masalah kedisiplinan
Pexels/Keira Burton

Apabila kebiasaan melempar barang dibiarkan, anak akan mengulangi perilaku tersebut kapan saja dan di mana saja, terlepas apakah itu pantas dilakukan atau tidak. Kebiasaan ini akan menempatkan anak (dan orangtua) dalam posisi yang sulit. Misalnya ketika makan di restoran, anak akan melempar peralatan makan atau makanan.
 

Editors' Pick

2. Bibit kepribadian destruktif

2. Bibit kepribadian destruktif
Pexels/Alex Green

Perilaku suka melempar barang adalah perilaku buruk yang harus diperbaiki. Jika dibiarkan, perilaku ini bisa berkembang menjadi kebiasaan. Anak akan tumbuh dengan kepercayaan bahwa tidak apa-apa melempar barang untuk menunjukkan kemarahan atau frustrasi. Kebiasaan destruktif ini bisa terbawa hingga anak dewasa kelak.

3. Anak tidak mampu mengelola kemarahan

3. Anak tidak mampu mengelola kemarahan
Freepik/karlyukav

Ketika merasa kesal, frustrasi, atau kecewa, anak yang memiliki kebiasaan melempar barang akan dengan mudah naik pitam dan melempar barang sebagai cara untuk meluapkan perasaannya. Anak merasa bahwa melempar barang adalah cara termudah untuk melampiaskan emosinya, tanpa belajar mengelola kemarahan terlebih dahulu dengan cara yang benar. 

Anak akan berpikir bahwa melempar barang adalah satu-satunya cara untuk menunjukkan perasaan tidak nyaman yang dirasakannya. Padahal ada banyak cara lain yang bisa dilakukan ketimbang melempar barang.

4. Berpotensi mencelakakan orang lain

4. Berpotensi mencelakakan orang lain
Pexels/Cottonbro

Seperti yang kita tahu, melempar barang berpotensi melukai orang lain. Anak yang dibiarkan terbiasa melempar barang mungkin akan melempar benda-benda yang sepele. Tetapi jika dibiarkan terus-menerus melakukannya, tidak menutup kemungkinan anak akan melempar benda yang lebih membahayakan. 

Sekalipun benda itu hanyalah pasir, tetapi dapat melukai orang lain. Apalagi jika anak melemparkan benda yang lebih besar, seperti batu, dengan tujuan melampiaskan kemarahan atau membalas dendam. Bisa sangat berbahaya, Ma.

5. Menjadikan kebiasaan ini untuk mengintimidasi orang lain

5. Menjadikan kebiasaan ini mengintimidasi orang lain
Pexels/Side Imagery

Perilaku destruktif, seperti melempar barang, terkadang memiliki tujuan yang berbeda, yaitu mengintimidasi. Seorang anak mungkin belajar bahwa dengan melempar barang dan berperilaku kasar, mereka dapat menakut-nakuti orang lain untuk melakukan apa yang diinginkannya. 

Penting untuk diketahui bahwa banyak kasus remaja dan orang dewasa yang melanggar hak-hak orang lain (mencuri, merusak barang, melakukan kekerasan, melanggar hukum), memiliki gangguan perilaku yang diawali dengan orangtua yang membiarkan perilaku destruktif di masa kecilnya. 

Apabila si Kecil menunjukkan perilaku melempar barang yang berpotensi menjadi kebiasaan buruk, pastikan anak tahu mama tidak menyukai perilakunya dan ia tahu apa konsekuensinya. Yang tak kalah penting, ajarkan anak mengelola perasaannya dan perkenalkan anak dengan berbagai cara mekanisme koping ketika merasa kesal, marah, atau frustrasi.

Jika kebiasaan anak melempar barang menjadi kebiasaan yang mengkhawatirkan, jangan ragu konsultasikan perilaku ini dengan dokter anak.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest