Ketahui Faktor Penyebab di Balik Kemarahan Anak yang Meledak-ledak
Bukan hanya karena frustrasi dan tekanan lho, Ma
30 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian besar anak sesekali pernah mengalami tantrum. Kemarahan ini muncul ketika mereka merasa frustrasi atau kesal ketika diminta melakukan hal yang tidak ingin dilakukan.
Namun, ketika anak mengalami kemarahan yang meledak-ledak hampir sepanjang waktu, hal ini mungkin lebih dari sekadar perilaku biasa. Apalagi jika anak masih mengalami tantrum setelah usia 7-8 tahun dan perilakunya membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Ketika anak terus mengalami ledakan amarah, langkah pertama yang penting diketahui orangtua adalah memahami apa yang memicu perilaku anak. Berikut ini Popmama.com merangkum kemungkinan penyebab kemarahan anak yang meledak-ledak, dilansir dari ChildMind Institute:
1. ADHD
Banyak anak dengan ADHD, terutama yang mengalami impulsif dan hiperaktif, mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilaku. Mereka merasa kesulitan mematuhi instruksi atau beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Hal ini membuat mereka tampak membangkang dan pemarah.
2. Kecemasan
Anak yang pemarah dan menunjukkan perilaku membangkang seringkali mengalami kecemasan yang parah dan tidak disadari. Terutama jika mereka menyembunyikan kecemasan yang dirasakannya.
Anak yang mengalami kecemasan kesulitan menghadapi situasi yang menyebabkan mereka tertekan. Ledakan amarah muncul ketika mereka dalam situasi yang tidak bisa mereka tangani, yang memicu kecemasannya.
Editors' Pick
3. Trauma atau penelantaran
Kebanyakan perilaku agresif, seperti kemarahan yang meledak-ledak, adalah akibat dari trauma, penelantaran, atau kekacauan di rumah. Peristiwa-peristiwa ini memicu perasaan tidak aman pada anak sehingga mereka melampiaskannya dengan perilaku yang intimidatif.
4. Masalah belajar
Ketika anak mengalami kemarahan yang menjadi-jadi di sekolah atau selama waktu mengerjakan pekerjaan rumah, ada kemungkinan anak memiliki gangguan belajar yang tidak terdiagnosis. Misalnya, ketika anak menghadapi PR matematika yang membuat mereka frustrasi dan mudah tersinggung. Alih-alih meminta bantuan, mereka merobek tugas atau mengganggu orang lain untuk mengalihkan masalah mereka yang sebenarnya.
5. Masalah pemrosesan sensorik
Beberapa anak mengalami kesulitan memproses informasi sensorik dari lingkungan sekitarnya. Jika anak terlalu sensitif atau bahkan kurang sensitif terhadap rangsangan, hal-hal yang tampaknya sepele seperti kain pakaian yang tidak nyaman, terlalu banyak paparan cahaya, atau kebisingan, dapat memicu rasa cemas dan terganggu. Hal-hal ini dapat menyebabkan kemarahan tanpa alasan yang jelas bagi orangtua atau pengasuhnya.
6. Autisme
Anak dengan autisme juga rentan terhadap kemarahan yang meledak-ledak. Mereka mungkin cenderung kaku dan membutuhkan rutinitas yang konsisten untuk merasa aman. Setiap perubahan yang tak terduga dapat memicu amarah mereka.
Anak dengan autisme mungkin tidak memiliki keterampilan berbahasa dan komunikasi yang baik untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan.
Sebagai orangtua, penting memahami apa yang menjadi pemicu ledakan amarah seorang anak untuk menemukan solusi yang tepat sesuai dengan masalah yang dialami.
Apabila perilaku anak di luar kendali dan menyebabkan masalah besar, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan dokter anak agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Mengenal Temper Tantrum pada Anak dan Penanganannya
- Ketahui Penyebab Anak Tantrum dan Rewel di Tempat Keramaian
- 5 Cara Mengatasi Anak yang Tantrum di Tempat Umum