Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Ini yang Anak Lihat tentang Mama Sesuai Usianya

Mama dan anak di meja makan
Freepik

Setiap Mama pasti tahu, hubungan dengan anak selalu berubah seiring bertambahnya usia mereka.

Dari bayi yang menggantungkan segalanya pada pelukan hangat Mama, hingga remaja yang mulai mencari jati diri dan kerap menunjukkan sikap mandiri, bagaimana anak memandang Mama pun ikut mengalami perjalanan yang penuh warna.

Memahami perspektif anak pada setiap tahap tumbuh kembangnya bukan hanya membantu Mama lebih bijak dalam mendampingi, tapi juga mempererat ikatan kasih sayang yang tak tergantikan.

Yuk, kita simak artikel dari Popmama.com bagaimana pandangan anak terhadap Mama berubah dari masa ke masa, agar Mama selalu bisa menjadi sosok yang paling berarti dalam hidup mereka.

1. Usia 0-2 tahun

Orang tua membanggakan anaknya
Freepik/jcomp

Pada usia 0-2 tahun, Mama adalah segalanya bagi si Kecil. Pandangan anak terhadap Mama sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dasar dan keterikatan emosional yang kuat.

Pada tahap ini, anak sangat bergantung pada Mama (dan orangtua) untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosionalnya, seperti pemberian nutrisi, rasa aman, dan stimulasi perkembangan.

Ikatan emosional (attachment) yang terbentuk antara anak dan Mama menjadi dasar yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Rasa kepercayaan terhadap Mama berkembang dari kenyamanan fisik dan respons yang sensitif dari pengasuh, yang membantu anak merasa dunia ini aman untuk eksplorasi dan belajar.

Anak usia 0-2 tahun mulai mengenal Mama sebagai sosok utama yang selalu hadir dan mendampingi, terutama karena Mama menyediakan perawatan yang responsif dan penuh kasih.

Melalui interaksi seperti berbicara, bermain bersama, dan respons yang hangat, anak belajar berkomunikasi dan mengembangkan kemampuan kognitif serta sosial-emosionalnya.

2. Usia 3-5 tahun

Ibu memeluk anaknya
Freepik

Pada usia 3-5 tahun, anak mulai memandang Mama tidak hanya sebagai sumber kebutuhan fisik dan rasa aman, tetapi juga sebagai figur utama dalam pembentukan konsep diri dan identitasnya.

Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kognisi dan emosi yang lebih kompleks, sehingga cara Mama berperan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang psikososial anak.

Anak mulai menyadari dirinya sebagai individu yang berbeda, dan interaksi dengan Mama membentuk bagaimana anak memandang dirinya, baik dari sisi kemampuan maupun kasih sayang yang diterima.

Kualitas peran Mama yang positif sangat berhubungan dengan peningkatan konsep diri anak usia ini.

Mama berperan sebagai pendidik utama dalam membantu anak belajar berinteraksi sosial, mengembangkan kemampuan komunikasi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Perilaku dan stimulasi yang diberikan Mama berdampak pada kemampuan motorik halus, kognitif, dan sosial anak pra-sekolah.

3. Usia 6-9 tahun

Komunikasi ibu dan anak sebelum tidur
Freepik/tirachardz

Pada usia 6-9 tahun, pandangan anak terhadap Mama mulai berkembang lebih kompleks seiring bertambahnya kemandirian dan kemampuan kognitif anak.

Anak mulai lebih aktif di luar rumah dan sekolah, sehingga interaksi dengan Mama juga mengalami perubahan.

Mama tetap menjadi sumber keamanan dan kenyamanan emosional, meskipun anak mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan lingkungan luar. Anak tetap butuh dukungan dan perhatian dari Mama, terutama saat menghadapi masalah atau stres.

Anak mulai menunjukkan kemandirian lebih besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan mengerjakan tugas sekolah, tapi tetap mengharapkan bimbingan serta pengawasan dari Mama.

Mama berperan dalam menanamkan nilai-nilai sosial dan moral, membimbing anak dalam bersikap rendah hati, menghargai orang lain, dan mengatasi tekanan dari teman sebaya.

4. Usia 10-12 tahun

Ibu berbincang dengan anak sebelum tidur
Freepik

Pada usia 10-12 tahun, anak mulai mengalami perubahan fisik, emosional, dan kognitif yang signifikan sebagai tahap transisi dari masa kanak-kanak menuju pra-remaja.

Mulai mendekati kemandirian tapi tetap bergantung secara emosional, anak usia ini mulai belajar mengatur diri sendiri dalam hal tugas sekolah dan aktivitas, namun tetap mencari bimbingan serta pengertian dari Mama.

Pemahaman dan komunikasi yang lebih dewasa, anak usia 10-12 tahun mampu berdiskusi tentang berbagai topik, termasuk peristiwa terkini, dan mulai menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang membuat interaksi dengan Mama menjadi lebih bernilai secara intelektual.

Peran Mama sebagai pembimbing nilai dan moral penting, anak mulai memahami lebih dalam nilai-nilai sosial dan norma yang Mama ajarkan, serta menyesuaikan perilakunya sesuai dengan harapan keluarga dan teman sebaya.

5. Usia 13-16 tahun

Mama dan anak
Freepik/teksomolika

Pada usia 13-16 tahun, anak mulai memasuki masa remaja awal yang ditandai oleh perkembangan fisik, emosional, dan sosial yang kompleks.

Pandangan anak terhadap Mama di usia ini berubah mengikuti proses pencarian identitas diri dan peningkatan kemandirian mereka.

Mama masih dianggap sebagai sumber dukungan emosional utama, meski anak remaja berusaha mencari kebebasan dan privasi.

Komunikasi dua arah yang terbuka sangat penting supaya anak merasa nyaman berbagi perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa canggung atau takut dihakimi.

Remaja mengalami kenaikan rasa penasaran dan dorongan eksplorasi dunia yang tinggi, sehingga terkadang mereka membutuhkan kontrol dan bimbingan dari Mama sebagai "agent of control" yang membatasi agar perilaku mereka tetap berada pada jalur yang sehat.

6. Usia 17-20 tahun

Mama dan dua anak perempuannya
Freepik

Pada usia 17-20 tahun, Mama adalah sebagai orang yang mengingatkan anak mengenai memori-memorinya selama masa kecil.

Pada usia ini juga, anak berada pada tahap akhir masa remaja dan memasuki dewasa muda, yang ditandai dengan pencarian identitas diri yang lebih matang, peningkatan kemandirian, dan perubahan emosional serta sosial yang signifikan.

Mama masih menjadi sumber dukungan emosional penting, walaupun anak sudah mulai menginginkan kebebasan dan kemandirian yang lebih besar.

Anak pada usia ini cenderung memerlukan dukungan dari Mama dalam menghadapi tantangan hidup, pengambilan keputusan, dan masa transisi menuju kehidupan dewasa.

Peran Mama bergeser menjadi pendamping dan pembimbing yang memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan belajar mandiri, sekaligus tetap menjadi tempat berteduh saat menghadapi kesulitan atau stres.

7. Usia 21-25 tahun

Mama dan anak perempuannya
Freepik/prostooleh

Pada usia 21-25 tahun, anak sudah berada pada tahap awal dewasa muda dengan tingkat kematangan fisik, emosional, dan kognitif yang lebih baik dibanding masa remaja.

Anak pada usia ini mulai lebih banyak berdiskusi secara terbuka dengan Mama tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk karier, hubungan sosial, dan perencanaan masa depan, sehingga hubungan Mama-anak bersifat lebih dewasa dan komunikatif.

Peran Mama bergeser menjadi pendamping dan pembimbing yang memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi dan belajar mandiri, tetapi tetap menjadi tempat berteduh saat menghadapi tantangan atau stres hidup.

Di usia ini, jika anak sudah menikah atau memiliki keluarga sendiri, hubungan dengan Mama bisa mengalami penyesuaian, menjadi lebih seperti hubungan antar orang dewasa yang penuh saling pengertian dan dukungan.

Itulah cara pandang anak kepada Mama sesuai usianya. Pada setiap masa pertumbuhan anak, si Kecil akan selalu membutuhkan sosok Mama!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid