Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kronologi Bayi Diduga Jadi Korban Malapraktik di RSCM, Alami Usus Bocor

ilustrasi ibu memegang tangan bayi (freepik.com/Onlyyouqj)
freepik/Onlyyouqj

Seorang bayi berinisial J diduga menjadi korban malapraktik usai menjalani prosedur endoskopi oleh seorang dokter senior di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Adam Harits selaku orangtua J mengungkapkan dugaan malapraktik berawal saat bayinya menjalani pemeriksaan pada 24 Agustus 2024 lalu. Kala itu, J menolak untuk mengonsumsi makanan pendamping air susu ibu (MPASI). 

Lantas, apa yang menjadi penyebab J hingga menjadi korban malapratik? Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan mengenai kronologi bayi diduga jadi korban malapraktik di RSCM

1. Korban sempat dirujuk ke spesialis THT

ilustrasi bayi sakit karena RSV(pexels.com/Kristina P.)
pexels/Kristina P.

J yang tidak mau mengonsumsi MPASI membuat kedua orangtuanya membawa sang anak ke rumah sakit. Melihat dari hasil konsultasi awal, orangtua J memilih untuk menuruti saran dokter dengan membawa J ke rehabilitas medik pada 11 Oktober 2024. 

Dari rehabilitasi medik, J dirujuk ke spesialis THT. Adam mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan THT menunjukkan adanya bulir-bulir atau cobblestone appearance di tenggorokan J. 

2. Dokter melakukan prosedur endoskopi tanpa didahului pemeriksaan fisik menyeluruh

ilustrasi administrasi rumah sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi administrasi rumah sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dokter spesialis rehabilitasi medik kemudian menyarankan agar J diperiksakan ke dokter senior berinisial P yang bertugas di RSCM. Pemeriksaan oleh Dokter P terhadap J pun akhirnya dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2024.

Namun demikian, menurut keterangan Adam, prosedur endoskopi pertama dilakukan tanpa didahului pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Adam juga tidak diberikan penjelasan mengenai risiko tindakan tersebut. 

Bahkan, ia menyebutkan bahwa Dokter P sama sekali tidak menyentuh tubuh anaknya. Dokter P hanya duduk di meja sambil mengetik dan melihat hasil dari THT. 

Adam mengaku sempat mempertanyakan alasan dilakukannya prosedur endoskopi terhadap anaknya yang saat itu bahkan belum berusia satu tahun. 

Ia sempat mengusulkan agar tindakan medis tersebut ditunda hingga anaknya genap berusia satu tahun sambil tetap menjalani pengobatan alternatif lainnya. Namun, tanggapan dokter justru tidak memuaskan Adam. 

"Bapak lihat saja sendiri se-urgent apa ini. Ini pertanggungjawaban Bapak di akhirat. Kenapa? Bapak enggak punya uang? Pinjam saja sama engkongnya. Pinjaman lunak," kata Adam menuturkan jawaban Dokter P melansir dari berbagai sumber. 

3. J mengalami kebocoran usus

ilustrasi usus (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi usus (pexels.com/MART PRODUCTION)

Setelah percakapan dengan dokter, Adam akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Dokter P agar dilakukan prosedur endoskopi. 

Tindakan pertama dilakukan pada 1 November 2024. Kondisi J sempat menunjukkan perbaikan. Namun, sekitar dua minggu kemudian, J kembali mengalami muntah hebat.

Singkat cerita, pada 13 Desember 2024, J menjalani prosedur endoskopi yang kedua. Sayangnya, kondisi J justru memburuk akibat peradangan yang terjadi di usus setelah tindakan tersebut.

Setelah mendapatkan informasi terkait kondisi usus anaknya, Adam mengaku terkejut. Ia mengatakan bahwa tindakan dilatasi usus sama sekali tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh Dokter P yang menanganinya.

Sejak endoskopi kedua itu, kondisi J semakin memburuk. Adam menyampaikan bahwa setiap kali diberikan susu, J kerap mengalami muntah. 

Akhirnya, tim dokter mencurigai adanya kebocoran di usus dan menyarankan agar dilakukan tindakan darurat sebelum situasinya memburuk. Operasi kemudian dilakukan dan terkonfirmasi memang terjadi kebocoran pada usus. 

4. J sampai harus cuci darah selama 72 jam

ilustrasi proses cuci darah(istockphoto.com/Paul Zilvanus Lonan)
freepik/Paul Zilvanus Lonan

Pasca operasi, Adam mengungkapkan bahwa anaknya mengalami sepsis berat yang disertai tanda-tanda kegagalan fungsi jantung, paru-paru, dan ginjal. Akibat kondisi tersebut, J harus menjalani prosedur cuci darah secara terus-menerus selama 72 jam. 

Ia juga menambahkan bahwa J menjalani perawatan intensif selama kurang lebih 40 hari di RSCM. Merasa terjadi kelalaian dalam penanganan, Adam kemudian melaporkan Dokter P ke Majelis Disiplin Profesi (MDP).

Sidang terkait kasus tersebut telah dilangsungkan pada Rabu (25/5/2025) kemarin.

”Saat ini kami masih menunggu hasil (pemeriksaan MDP)-nya. Kita juga belum mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai penyebab kebocoran (usus) dari anak saya,” kata Adam.

5. Tanggapan RSCM mengenai kasus ini

ilustrasi tindakan medis di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)
pexels.com/Anna Shvets

Dalam pernyataan terpisah, pihak RSCM membenarkan bahwa pasien J memang pernah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut dan Dokter P benar merupakan dokter yang berpraktik di rumah sakit nasional itu. 

Pihak RSCM juga menyatakan bahwa kasus yang melibatkan pasien J telah dilaporkan oleh orang tuanya ke Majelis Disiplin Profesi (MDP). Pihak rumah sakit akan menghormati serta mendukung proses yang tengah berlangsung.

”RSCM menghormati dan akan mengikuti proses pemeriksaan terhadap dokter yang dilaporkan yang akan dilaksanakan di MDP. Kami akan menunggu hasil dari pemeriksaan tersebut,” tulisnya.

Nah, itu dia kronologi bayi diduga jadi korban malapraktik di RSCM. Mari kita doakan semoga kasus ini bisa mendapat titik terang, ya, Ma. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Kenali Risiko Tersembunyi jika Vaksinasi Anak Tidak Lengkap

05 Des 2025, 14:58 WIBBaby