Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Waspada, Ini Dampak Jangka Panjang dari Shaken Baby Syndrome

Pinterest.com/nprpins
Pinterest.com/nprpins

Menjadi orangtua memang bukan hal yang mudah. Tangisan si Kecil yang terus-menerus membuat Mama lelah, dan mungkin bisa membuat merasa kewalahan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap respons yang kita berikan pada bayi, sekecil apa pun, bisa membawa dampak besar bagi tumbuh kembangnya.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Salah satu contoh yang sangat berbahaya adalah mengguncang bayi dengan keras saat ia menangis tanpa henti. Mungkin maksudnya hanya untuk menenangkan, tapi tindakan ini bisa memicu kondisi serius yang dikenal sebagai Shaken Baby Syndrome (SBS). Cedera ini terjadi ketika bayi diguncang secara kasar, menyebabkan otak terbentur ke dinding tengkorak dan menimbulkan kerusakan.

Yang sering kali tidak disadari, dampak dari SBS tidak berhenti saat kejadian itu terjadi. Justru, cedera yang dialami bayi bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang memengaruhi kualitas hidupnya hingga dewasa. 

Untuk itu, Popmama.com sudah merangkum penjelasan lengkap mengenai dampak jangka panjang dari Shaken Baby Syndrome yang penting untuk Mama pahami.

Apa itu Shaken Baby Syndrome?

Pinterest.com/lilysophiaphotography
Pinterest.com/lilysophiaphotography

Shaken Baby Syndrome adalah cedera serius yang terjadi ketika bayi atau balita diguncang dengan keras. Guncangan tersebut bisa menyebabkan otak bayi terbentur ke bagian dalam tengkoraknya, sehingga menimbulkan perdarahan, pembengkakan, atau bahkan kerusakan permanen pada otak.

Karena otot leher bayi masih sangat lemah, ia belum mampu menopang kepala dengan baik. Akibatnya, guncangan yang mungkin terlihat biasa saja bagi orang dewasa, justru bisa sangat berbahaya bagi bayi. Cedera ini umumnya tidak terlihat dari luar, tapi bisa menyebabkan gangguan serius, mulai dari kejang, kehilangan kesadaran, hingga gangguan tumbuh kembang jangka panjang.

Aktivitas yang Menyebabkan Shaken Baby Syndrome

Pinterest.com/ lovevery
Pinterest.com/ lovevery

Ma, penting untuk tahu bahwa Shaken Baby Syndrome tidak selalu terjadi karena niat menyakiti, tapi bisa muncul dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan secara kasar atau tergesa-gesa.

Berikut beberapa tindakan berikut bisa menyebabkan guncangan serius pada bayi:

  • Mengguncang bayi saat ia menangis terus-menerus

    Mengguncang bayi dengan keras saat ia menangis tanpa henti adalah penyebab paling umum dari Shaken Baby Syndrome. Kondisi ini sering terjadi karena pengasuh atau orangtua merasa frustasi, kelelahan, atau panik ketika tidak berhasil menenangkan bayi. Dalam kondisi emosional seperti itu, guncangan bisa terjadi secara spontan dan sangat berbahaya dan pada akhirnya ketika ia diguncang, otaknya bisa terbentur bagian dalam tengkorak, menyebabkan perdarahan atau kerusakan serius. 

  • Mengangkat bayi dengan gerakan kasar atau tiba-tiba

    Mengangkat bayi secara kasar atau dengan gerakan yang terlalu tiba-tiba juga bisa memicu risiko Shaken Baby Syndrome, terutama jika gerakan tersebut menyebabkan kepala bayi terayun keras. Misalnya, saat menarik tangan bayi dengan cepat, mengubah posisi tubuhnya secara mendadak, atau mengangkat dari tempat tidur tanpa menopang kepala dan lehernya dengan benar.Karena struktur otot dan tulang leher bayi masih sangat lemah, setiap gerakan mendadak bisa membuat kepala bayi bergerak tidak terkendali.

  • Mengayun bayi terlalu kuat saat bermain 

    Bermain sambil mengayun bayi memang menyenangkan, tapi Mama perlu memastikan gerakannya tetap lembut dan terkendali. Mengayun bayi terlalu cepat atau terlalu kuat bisa menyebabkan kepala bayi terayun hebat, yang secara tidak sadar menimbulkan resiko cedera pada otak. Gerakan yang terlihat seru bagi orang dewasa bisa jadi terlalu ekstrim untuk tubuh mungil si Kecil. Karena itu, selalu perhatikan respons bayi dan utamakan keselamatan dalam setiap aktivitas bermain.

  • Menggendong bayi sambil berlari 

    Menggendong bayi sambil berlari atau bergerak cepat memang kadang terjadi secara spontan, apalagi saat sedang terburu-buru. Tapi tanpa disadari, gerakan ini bisa membuat kepala bayi terayun tajam ke depan dan ke belakang, terutama jika posisi menggendongnya kurang stabil atau kepala bayi belum bisa tegak sendiri. 

Dampak Jagka Panjang dari Shaken Baby Syndrome

Pinterest.com/scarymommy
Pinterest.com/scarymommy

Cedera akibat Shaken Baby Syndrome bukanlah hal sepele, Ma! Guncangan keras yang mengenai otak bayi bisa menimbulkan dampak serius, bahkan jangka panjang. Berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi:

  • Kerusakan otak permanen: Guncangan menyebabkan otak bayi terbentur bagian dalam tengkorak, yang bisa mengakibatkan pembengkakan, perdarahan, atau bahkan kematian jaringan otak.

  • Cerebral palsy: Beberapa kasus SBS menyebabkan gangguan koordinasi gerak tubuh yang berlangsung seumur hidup, seperti Cerebral Palsy.

  • Gangguan penglihatan atau kebutaan: Cedera pada bagian belakang otak atau bola mata bisa mengakibatkan gangguan penglihatan ringan hingga kehilangan penglihatan total.

  • Kesulitan bicara dan belajar: Anak mungkin mengalami keterlambatan bicara, gangguan pemahaman, hingga kesulitan belajar saat memasuki usia sekolah.

  • Kejang berulang: Kerusakan sistem saraf akibat SBS dapat menyebabkan kejang yang tidak hanya terjadi saat bayi, tapi bisa berlangsung hingga ia besar.

  • Gangguan perilaku dan emosional: Anak yang mengalami SBS juga bisa tumbuh dengan masalah perilaku, seperti impulsif, sulit konsentrasi, atau emosinya tidak stabil.

  • Risiko kematian: Dalam kasus yang sangat berat, SBS dapat menyebabkan kematian bayi dalam hitungan jam atau hari setelah cedera terjadi.

Gejala Shaken Baby Syndrome

Pinterest.com/happiestbaby
Pinterest.com/happiestbaby

Penting banget untuk mengenali gejala SBS sejak dini. Meski terkadang tidak ada tanda luar yang terlihat, ada beberapa perubahan pada bayi yang bisa menjadi sinyal bahaya:

  • Perubahan pola makan: Bayi tiba-tiba tidak mau menyusu atau makan, padahal sebelumnya tidak ada masalah dengan nafsu makannya.

  • Tampak lebih mengantuk dari biasanya: Bayi bisa terlihat sangat mengantuk atau tidak responsif. Hal ini mungkin disebabkan oleh cedera pada bagian otak atau mata. Dalam kasus yang lebih parah, bisa terjadi gangguan penglihatan.

  • Perubahan dalam cara bicara: Jika bayi atau balita sudah mulai berbicara, bisa muncul gagap mendadak atau kesulitan menyebutkan kata yang biasanya lancar ia ucapkan.

  • Lebih rewel atau mudah marah: Bayi jadi lebih sensitif, menangis terus-menerus, atau mengalami kolik tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

  • Lesu dan tidak seaktif biasanya: Bayi terlihat lemah, kurang bergerak, dan tampak tidak berenergi seperti biasanya.

  • Menangis sambil menyentuh kepala: Bayi mungkin menunjukkan tanda nyeri di kepala dengan menangis sambil memegang area tertentu. Pada balita yang lebih besar, mereka bisa menunjuk langsung ke bagian kepala yang terasa sakit.

  • Gangguan pendengaran: Dalam kasus yang parah, SBS dapat menyebabkan penurunan kemampuan mendengar, bahkan kehilangan pendengaran secara permanen.

  • Kehilangan kesadaran, kejang, atau tampak seperti syok: Ini merupakan tanda yang sangat serius dan membutuhkan penanganan medis secepatnya.

  • Tanda trauma fisik lainnya: Perhatikan jika ada memar, pembengkakan, atau perdarahan di bagian tubuh tertentu. Luka-luka ini bisa menjadi petunjuk adanya cedera akibat guncangan.

Kapan Harus ke Dokter?

Pinterest.com/criarconsentidocomun
Pinterest.com/criarconsentidocomun

Ma, jika Mama mencurigai bayi mengalami SBS, penting untuk segera membawanya ke dokter, jangan menunggu gejala memburuk. Terutama jika Mama melihat tanda-tanda berikut:

  • Bayi tampak sangat lemas atau mengantuk berlebihan. 

  • Tidak mau menyusu atau menelan. 

  • Menangis terus-menerus dan tidak bisa ditenangkan.

  • Kejang, muntah, atau hilang kesadaran.

  • Perubahan perilaku yang drastis, seperti tiba-tiba menjadi sangat rewel atau tidak responsif.

  • Muncul memar atau luka yang mencurigakan. 

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis meskipun Mama tidak yakin apa penyebab pastinya. Deteksi dan penanganan dini bisa mencegah komplikasi yang lebih serius. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui apakah ada cedera pada otak atau bagian tubuh lainnya, dengan melakukan rangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan menentukan langkah penanganan yang tepat, seperti: 

  1. CT scan dan MRI

    Pemeriksaan pertama biasanya menggunakan CT scan untuk mendeteksi adanya perdarahan atau pembengkakan otak yang memerlukan tindakan cepat. Beberapa hari kemudian, MRI dilakukan untuk melihat kerusakan otak secara lebih detail, seperti memar jaringan atau hematoma yang penting untuk pengobatan lanjutan .

  2. Rontgen (skeletal survey)

    Rangkaian rontgen dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya retakan atau patah tulang pada tengkorak, tulang rusuk, tulang panjang, dan area lain, yang kerap kali terkait dengan kekerasan terhadap bayi

  3. Pemeriksaan mata (oftalmologi)

    Dokter spesialis mata akan mengecek kemungkinan retinal hemorrhage atau perdarahan retina, yang menjadi tanda khusus SBS dan tidak bisa dilihat tanpa peralatan yang khusus. 

  4. Tes Darah 

    Tes darah juga sering dilakukan dalam kasus SBS. Tujuannya bukan hanya untuk mengecek kondisi umum bayi, tapi juga untuk membantu dokter membedakan cedera akibat guncangan dari kondisi medis lain yang bisa menyerupai gejala SBS. 

Nah, Ma, mengasuh bayi memang penuh tantangan, tapi dengan pengetahuan yang tepat, Mama bisa mencegah hal-hal yang bisa membahayakan si Kecil. Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi Mama.

Share
Editorial Team