Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Seorang Siswi Mengaku Lebih Betah di Barak Militer Dibanding Rumahnya

Siswi di barak militer tidak mau pulang
Instagram.com/dedimulyadi71

Belakangan ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencuri perhatian publik dengan kebijakannya yang tak biasa. Ia memutuskan untuk mengirim sejumlah remaja bermasalah ke barak militer sebagai bagian dari upaya pembinaan. Tak hanya sebatas wacana, pria yang akrab disapa Kang Dedi ini bahkan turun langsung ke lokasi dan menyaksikan aktivitas para remaja di sana.

Dalam kunjungannya, Kang Dedi sempat berbincang dengan seorang siswi sekolah yang sedang menjalani pelatihan barak militer. Menariknya, sang siswi justru mengungkap bahwa hidup di barak terasa lebih nyaman dibandingkan sebelumnya, karena orangtuanya yang sering bertengkar di rumah. Diketahui, siswi tersebut juga sempat kecanduan minuman keras.

Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.

1. Tidak betah di rumah karena orangtuanya sering bertengkar

Orangtuanya sering bertengkar
Instagram.com/dedimulyadi71

Belum lama ini, Kang Dedi membagikan momen khusus dalam akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 saat dirinya mendatangi lokasi para siswa yang dicap nakal di barak militer. Mengenakan pakaian khasnya berupa atasan hingga bawahan serba putih, ia terlihat menyambangi salah satu siswi yang tengah duduk di tengah barisan.

Menariknya, siswi tersebut mengatakan bahwa ia lebih betah berada di barak militer dibandingkan di rumahnya karena bisa tidur dengan nyenyak. Ternyata, siswi tersebut berkata bahwa orangtuanya sering bertengkar di rumah.

"Nyaman banget, karena (ibu) bertengkar terus sama Papa, berisik," kata siswi tersebut saat ditanya Kang Dedi.

2. Siswi tersebut sampai kecanduan minuman keras

Kecanduan minuman alkohol
Instagram.com/dedimulyadi71

Sebelumnya, Kang Dedi sudah terlebih dahulu menanyakan apa alasan siswi tersebut dimasukan ke pelatihan barak militer. Ternyata, ia sempat kecanduan minuman keras. Hal tersebut tentunya membuat Kang Dedi sangat kaget.

Siswi tersebut mengaku bahwa dirinya terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan mulai terbiasa mengonsumsi minuman keras. Awalnya, ia hanya mengikuti ajakan teman, namun kebiasaan itu lambat laun menjadi bagian dari gaya hidupnya. Kang Dedi pun memberikan nasihat pada siswi tersebut agar menjadi anak yang baik dan tidak mengulangi kebiasaan buruknya tersebut.

"Kamu mau nanti punya anak kayak kamu? suka minum-minum juga?" tanya Kang Dedi.

"Siap, tidak. Mau punya anak yang baik dan saleh," jawab Siswi tersebut dengan tegas.

3. Pro dan kontra pelatihan militer Dedi Mulyadi

Gubernur Dedi Mulyadi
antara.com

Langkah Dedi Mulyadi yang mengirim sejumlah remaja bermasalah ke barak militer sukses menyita perhatian publik. Bukan hanya karena kebijakan ini terbilang tidak biasa, tetapi juga karena Dedi terlihat terjun langsung mengawasi proses pembinaan.

Namun, kebijakan ini tentu tidak lepas dari pro dan kontra. Di satu sisi, banyak yang mempertanyakan efektivitas dan pendekatan emosional dalam metode pembinaan tersebut. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung yangmenilai kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer sebagai bentuk keputusasaan dalam menghadapi persoalan remaja.

Menurutnya, pendekatan ini mencerminkan sikap menyerah dalam mendidik anak, sehingga tanggung jawab pembinaan justru dialihkan ke institusi militer. Ia mempertanyakan urgensi dari kebijakan tersebut, termasuk apakah jumlah anak yang dikategorikan sebagai anak yang nakal memang sudah begitu signifikan hingga perlu ada solusi yang drastis.

Sebagai alternatif, Tamsil mengusulkan pendekatan berbasis nilai keagamaan, seperti pendidikan di pesantren. Ia percaya bahwa pola pengasuhan yang menekankan keteladanan dari orang dewasa bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk membentuk karakter anak. Bagi Tamsil, perbaikan sistem pendidikan dan contoh nyata dari orang-orang terdekat lebih dibutuhkan ketimbang pendekatan militer yang keras.

"Pendidikan yang diperbaiki, dibenahi. Keteladanan yang perlu ditunjukkan. Karena yang paling banyak masalah ini kepada orang yang bisa memberikan keteladanan," ujar Tamsil.

Namun, tak sedikit juga yang mendukung program tersebut. Salah satunya adalah Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein yang menganggap program ini sebagai bentuk nyata pemerintah menyelamatkan generasi muda yang disebutnya mengalami degradasi moral. Ia juga mengatkan bahwa tidak semua anak bisa masuk barak militer, tapi hanya yang dinilai membutuhkan intervensi serius yang dibawa.

Itulah informasi mengenai seorang siswi mengaku lebih betah di barak militer. Terlepas dari perdebatan yang muncul, langkah Dedi Mulyadi dalam menerapkan pelatihan militer bagi remaja bermasalah membuka ruang diskusi yang lebih luas soal pola asuh, pendidikan karakter, hingga peran lingkungan dalam membentuk kepribadian anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us