9 Hal yang Memengaruhi Temperamen dan Membentuk Kepribadian Anak

Tiap anak membawa karakter dirinya masing-masing yang ditentukan dari sifat-sifat ini

18 Februari 2023

9 Hal Memengaruhi Temperamen Membentuk Kepribadian Anak
Freepik/prostooleh

Tiap anak dilahirkan membawa karakternya masing-masing. Ada anak yang tergolong mudah dibina, sulit diatasi atau pun sangat pemalu. Sebutan-sebutan ini merujuk pada karakteristik temperamen anak, yang merupakan sifat-sifat yang memengaruhi bagaimana anak bereaksi terhadap berbagai situasi.

Para peneliti menemukan adanya sembilan hal yang memengaruhi temperamen anak. Sifat-sifat ini, masing-masing atau pun kombinasi, dapat berdampak besar dalam kehidupan sosial anak di sekolah, pergaulan maupun di rumah.

Temperamen anak dapat membantunya mencapai kesuksesan dengan lebih mudah, atau justru membuatnya jatuh ke dalam kesulitan. 

Berikut ini Popmama.com merangkum sembilan hal yang memengaruhi sifat temperamen dan karakter anak, dilansir dari greatschools.org:

1. Level energi

1. Level energi
resilience.af.mil

Tingkat aktivitas anak adalah energi fisik yang termanifestasi dalam kegiatan dan perilaku sehari-hari. Ada dua tipe, yaitu energi tinggi dan energi rendah.

Anak yang punya energi tinggi akan gelisah jika diminta duduk diam di kelas dalam waktu lama.

Kegelisahannya ini membuatnya sulit fokus mengerjakan tugas dan mengganggu teman-temannya. Tetapi, energi ekstranya bermanfaat jika disalurkan ke arah positif, misalnya olahraga.

Sebaliknya, anak dengan tingkat aktivitas rendah, beradaptasi dengan baik terhadap aktivitas sekolah yang terstruktur. Tetapi seringkali dianggap tidak punya motivasi karena terlihat kurang aktif secara fisik.

2. Sensitivitas

2. Sensitivitas
Pexels/Pixabay

Anak dengan sensitivitas tinggi sangat awas terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga perhatiannya mudah teralihkan. Label pakaian yang terasa gatal, kursi yang berderit, kebisingan yang mengganggu, adalah hal-hal yang membuatnya risau.

Selain sensitivitas fisik yang tinggi, ada pula anak-anak yang memiliki kesadaran tinggi terhadap pikiran dan perasaan orang lain.

Anak-anak yang kurang sensitif mungkin lebih toleran terhadap sensasi dari lingkungan sekitarnya. Tetapi mungkin lebih lambat menanggapi sinyal peringatan, seperti bel sekolah dan detektor asap.

3. Keteraturan

3. Keteraturan
Pixabay/MJ555

Anak dengan tingkat keteraturan tinggi cenderung menikmati belajar di ruang kelas yang terstruktur, tetapi mungkin memiliki masalah dengan kegiatan yang dinamis, seperti studi lapangan. 

Di sisi lain, anak dengan tingkat keteraturan rendah mungkin mengalami kesulitan mengikuti rutinitas belajar. Akibatnya, ia akan mengganggu kegiatan belajar-mengajar di kelas.

Tetapi, anak dengan tingkat keteraturan rendah dapat beradaptasi dengan baik saat ada hal-hal yang berjalan di luar kegiatan harian biasanya.

Editors' Pick

4. Reaksi terhadap situasi baru

4. Reaksi terhadap situasi baru
pixnio.com

Cara anak bereaksi terhadap situasi baru bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu yang menyambut terbuka pengalaman baru dan yang ragu-ragu. Anak yang berani menyambut pengalaman baru dengan rasa ingin tahu cenderung bereaksi impulsif.

Sementara, anak yang ragu-ragu, memilih untuk melihat dan mengamati dari kejauhan sebelum memutuskan untuk terlibat dengan orang atau aktivitas baru tersebut.

Hal ini seringkali membuatnya kehilangan atau terlambat mencicipi kesempatan baru. Namun, sifatnya yang berhati-hati memang dapat menekan risiko anak terlibat dalam perilaku berbahaya.

5. Adaptasi

5. Adaptasi
Freepik

Anak yang mudah beradaptasi biasanya hanya membutuhkan waktu singkat untuk mengikuti arus dan merasa nyaman dalam situasi baru.

Namun, di siis lain, anak yang mudah beradaptasi ini cenderung lebih mudah pula mengadopsi nilai atau perilaku teman sebaya yang buruk. 

Anak yang lambat beradaptasi biasanya punya sifat yang kaku. Mereka merasa situasi baru membuatnya kesulitan dan stres.

Biasanya hal ini terlihat dari kesulitan mereka belajar di sekolah atau kelas baru. Tetapi, hal positifnya adalah anak tidak mudah terserat arus pengaruh negatif dari lingkungan.

6. Suasana hati

6. Suasana hati
Freepik/Ksandrphoto

Sementara anak menunjukkan berbagai emosi dan reaksi, dari ceria hingga muram, penuh kasih sayang hingga pemarah, setiap anak memiliki kecenderungan suasana hati positif atau negatif yang menonjol. 

Anak yang lebih negatif mungkin mengalami kesulitan diterima keluarga, guru dan teman sebaya. Sulit bagi orangtua atau pengasuh membedakan karakter suasana hati anak yang negatif dengan kemungkinan anak mengalami masalah yang nyata. 

Seorang anak yang tampaknya selalu dalam suasana hati positif, akan terlihat sebagai anak yang mudah diatur dan diajak berteman. Tetapi mungkin mereka menyembunyikan perasaannya atau bermasalah dengan kejujuran akan pengalaman-pengalaman dalam hidupnya.

7. Respons

7. Respons
Freepik

Seorang anak dengan intensitas respons tinggi bisa tertawa dan menangis dengan keras, atau mencintai dan membenci sesuatu dengan reaktif. Emosi mereka sangat nyata sehingga mudah bagi orang lain mengetahui kondisi perasaannya.

Tetapi, anak dengan respons tinggi dapat menguras tenaga orangtua atau guru karena tingkat perasaannya yang sangat intens.

Sebaliknya, anak dengan intensitas respons rendah cenderung lebih kalem. Mereka merasakan semua emosi, tetapi tidak menunjukkan tanggapan mereka secara reaktif.

Anak dengan intensitas respons rendah lebih mudah ditangani. Tetapi, orangtua dan guru harus lebih waspada terhadap tanda-tanda masalah yang lebih serius, yang seringkali tidak terdeteksi.

8. Kegigihan

8. Kegigihan
Pixabay/White77

Kegigihan sangat berhubungan dengan keberhasilan seorang anak. Anak yang sangat gigih mungkin lebih berhasil mencapai nilai akademis dan prestasi di luar sekolah.

Tetapi, mereka mungkin tumbuh menjadi anak yang perfeksionis karena selalu merasa tidak puas terhadap apa yang sudah dikerjakan. Mereka selalu melihat hasil apa yang sudah dikerjakannya belum memadai dan tidak merasa cukup baik.

Di sisi lain, anak dengan tingkat kegigihan rendah akan lebih mudah menyerah. Mereka dengan mudah meminta bantuan orang lain daripada mencoba berbagai hal secara mandiri.

Mereka merasa jengkel atau kesal ketika terganggu atau menghadapi tugas yang menantang.

9. Distraksi

9. Distraksi
Freepik/jcomp

Distraksi bukanlah kebalikan dari kegigihan. Seorang anak dengan tingkat distraksi tinggi bisa saja punya kegigihan tinggi sehingga kembali fokus dengan cepat ke tugasnya. 

Seorang anak dengan distraksi tinggi perhatiannya mudah teralihkan. Ia memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya, bahkan mungkin teralihkan oleh pikiran dan lamunannya sendiri.

Sebaliknya, anak dengan tingkat distraksi rendah dapat berkonsentrasi dengan baik meskipun mengalami gangguan. Meskipun begitu, ia dapat dengan mudah berpindah perhatian ketika tiba saatnya beralih ke sesuatu yang berbeda.

Memahami sifat-sifat dan perilaku anak dapat membantu Mama memprediksi bagaimana ia akan bereaksi dalam menghadapi berbagai situasi. Bagaimana kadar sifat temperamen dan karakter anak? 

Seperti apakah karakter anak mama? Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest