Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Gaya Parenting yang Unik dari Berbagai Negara

Freepik/senivpetro
Freepik/senivpetro

Setiap orangtua di seluruh dunia pasti ingin memberikan yang terbaik dalam mendidik anak. Perbedaan aspek budaya dan lingkungan di berbagai belahan dunia memengaruhi penerapan pola asuh yang dilakukan oleh masing-masing orangtua di setiap negara. 

Hal ini dibenarkan oleh sebuah studi berjudul Parenting Dimensions and Styles: A Brief History and Recommendations for Future Research yang diterbitkan pada tahun 2013.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa latar belakang kultural kedua orangtua sangat berkaitan erat dengan peran mereka dalam membesarkan anak-anaknya sehingga pola asuh tersebut juga memengaruhi perkembangan anak

Beberapa negara mempunyai style  parenting yang unik, seperti misalnya orangtua yang membiarkan bayi mereka tidur di luar ruangan menggunakan stroller atau melepas anak-anak berusia 7 tahun untuk naik kendaraan umum. 

Tentunya, hal tersebut belum tentu bisa dilakukan di negara lain karena kondisi yang berbeda, ya, Ma. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai berbagai penerapan pola asuh menarik, berikut Popmama.com telah merangkum 7 gaya parenting unik dari berbagai negara!

1. Norwegia - Bayi tidur siang di luar ruangan

knews.kathimerini.com.cy
knews.kathimerini.com.cy

Orang Norwegia dikenal dengan sebutan 'friluftsliv' yang artinya memiliki kecintaan tinggi dengan alam bebas atau berada di luar ruangan. 

Jadi, jangan heran jika orangtua di Norwegia suka menaruh bayinya untuk tidur siang di dalam kereta bayi yang diletakkan di luar ruangan. 

Para orangtua di Norwegia percaya bahwa bayi butuh banyak udara segar dan tidur siang di luar ruangan supaya mereka tidak mudah terserang flu atau batuk karena daya tahan tubuhnya yang meningkat. Bayi yang tidur di luar juga diyakini bisa mendapatkan cara tidur yang lebih nyenyak dalam jangka waktu lebih lama. 

Tentunya, hal ini tidak sembarang hanya menaruh bayi di kereta bayi tanpa pengawasan, ya, Ma!

Sebelum melakukan hal ini, orangtua di Norwegia akan memasang monitor bayi di stroller supaya mereka tetap dapat mengawasi bayi setiap saat. Karena keamanan jalanan di Norwegia yang sangat baik, tradisi membiarkan bayi tidur siang di luar ruangan menjadi hal memungkinkan di sini!

Ternyata, praktik ini juga banyak dilakukan oleh negara-negara Nordik lainnya, seperti Swedia dan Finlandia, lho, Ma!

Banyak orangtua di Denmark pun juga melakukan hal yang sama, bayi sering dibaringkan di kereta bayi dan diletakkan di luar ruangan, sementara orangtua pergi berbelanja atau makan. 

Meninggalkan bayi tertidur di dalam kereta bayi dan ditempatkan di luar ruangan dipercaya membawa manfaat kesehatan. 

2. Jepang - Membiarkan anak naik kendaraan umum secara mandiri

bloomberg.com
bloomberg.com

Orangtua di Jepang mengajarkan kemandirian kepada anak-anaknya sedari dini. 

Setelah anak mereka mencapai usia 6 atau 7 tahun, orangtua di Jepang akan mendorong anak-anak mereka untuk pergi ke sekolah sendiri baik dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. 

Selain mandiri dalam menggunakan transportasi, anak-anak di sana memang sudah dibiasakan untuk mengerjakan tugas secara mandiri sejak kecil, bahkan mereka bisa berbelanja bahan makanan sendiri. 

Di Jepang anak telah diajarkan mandiri sejak dini. Ketika berusia 6 tahun, anak-anak berjalan kaki ke sekolah, mengerjakan tugas sendiri, dan menggunakan transportasi umum tanpa pengawasan orang tua.

Sistem pendidikan di Jepang juga mengajarkan anak-anak untuk belajar menyapu dan mengepel ruang kelas sejak kelas satu sekolah dasar. Sekolah-sekolah Jepang memang terbiasa untuk tidak mempekerjakan petugas kebersihan supaya murid-murid di sana belajar membersihkan sekolah dengan berbagi tugas.

3. Finlandia - Sistem pendidikan yang tidak terlalu menekan anak

parentcircle.com
parentcircle.com

Anak-anak di Finlandia baru mulai bersekolah pada usia 7 tahun. 

Para orangtua di negara Finlandia yakin bahwa masa kecil anak-anak perlu diisi dengan lebih banyak bermain dan bereksplorasi. Maka dari itu, aktif bermain adalah waktu bagi anak-anak untuk berkreasi. 

Ketika mulai mengenyam pendidikan pun, murid-murid sekolah dasar di Finlandia diberikan waktu istirahat selama 15 menit setelah belajar dengan durasi 45 menit. Dengan lebih sering beristirahat, anak-anak Finlandia dipercaya dapat lebih fokus dalam mengerjakan tugas dan memahami setiap materi yang dipelajari. 

Para murid sekolah dasar Finlandia juga didorong untuk bermain di luar ruangan. Mereka juga diberikan tugas dan pekerjaan rumah dengan porsi minim.  

Total jam belajar di Finlandia hanya 4 jam dalam satu hari. 

Secara konsisten, sistem pendidikan Finlandia menduduki peringkat tinggi di dalam peringkat global yang dibuat oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) setiap tahun.

4. Vietnam dan China - Latihan menggunakan toilet sejak dini

babycentre.co.uk
babycentre.co.uk

Orangtua di Cina dan Vietnam mulai melatih anak-anak untuk buang air di toilet sejak anak berusia 9 bulan. Bahkan, hampir seluruh orangtua di China tidak menggunakan popok bayi karena alasan peduli lingkungan.

Biasanya, para orangtua akan mengetahui tanda-tanda anak akan buang air melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau tangisan sebagai pertanda bahwa anak ingin buang air kecil atau buang air besar. 

Di Vietnam, jika orangtua sudah memahami bahwa bayinya ingin buang air kecil atau buang air besar, mereka akan mengeluarkan suara siulan yang pelan dan secara seksama membantu anak pergi ke toilet atau kursi pispot. 

Suara siulan dianggap dapat membantu anak buang air dengan lebih mudah karena bunyinya mirip dengan suara yang dikeluarkan saat anak sedang buang air kecil. 

Selain Vietnam, orangtua di China juga menerapkan hal yang serupa. 

5. Swedia - Hukuman fisik tidak diperbolehkan

Facebook.com/Swedish American Children's Choir
Facebook.com/Swedish American Children's Choir

Swedia adalah negara pertama di dunia yang melarang hukuman fisik sejak tahun 1979. 

Oleh karena itu, para orangtua di Swedia tidak terbiasa menggunakan pukulan sebagai media untuk mendisiplinkan anak. Mereka cenderung lebih tenang dengan mengatasi masalah pada anak lewat sesi bertukar pikiran supaya anak bisa lebih terbuka. Membuat hubungan yang baik antara orangtua dan anak agar saling mengerti adalah orientasi paling penting bagi orangtua di Swedia. 

Mereka mendorong anak-anak untuk mempunyai rutinitas yang santai dan sering mengajak anak mereka bermain di luar ruangan. 

Pemberlakuan larangan hukuman fisik pada anak di Swedia memicu negara-negara lainnya untuk mengeluarkan kebijakan peraturan yang sama. Sampai saat ini, ada lebih dari 50 negara melarang orangtua memakai tindakan kekerasan walau atasnama mendisiplinkan anak. 

6. Jerman - Adanya tunjangan untuk orangtua

globalmobilefamily.com
globalmobilefamily.com

Dikutip dari Federal Ministry for Family Affairs, Senior Citizens, and Youth of Germany, para orangtua di Jerman mendapatkan Elterngeld atau tunjangan orangtua yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada mereka menghabiskan waktu bersama anak terutama di saat tahun pertama tanpa mengalami masalah finansial. 

Tunjangan orangtua akan mengkompensasi hilangnya pemasukan gaji orangtua selama mereka berhenti bekerja atau mengurangi jam kerja mereka karena harus merawat anak yang baru lahir. Besarnya tunjangan adalah sekitar 300 euro hingga maksimum 1.800 euro per bulan untuk jangka waktu maksimum 14 bulan. 

Selain itu, tak hanya tunjangan di awal usia anak saja, orangtua juga tetap diberikan bantuan oleh pemerintah di Jerman untuk memenuhi berbagai kebutuhannya hingga ke biaya pendidikan. 

Keluarga di Jerman akan mendapatkan 200 euro per bulan untuk setiap anak sampai mereka berusia 18 tahun. Jika anak masih menempuh proses pendidikan di usia 18 tahun, maka bantuan tersebut dapat berlanjut hingga anak berusia 21 atau 25 tahun.

7. Prancis - Membiarkan anak makan secara perlahan-lahan

parentcircle.com
parentcircle.com

Orangtua Prancis mengajarkan anak-anaknya untuk makan dengan tempo yang lambat sejak usia dini supaya bisa menikmati makanan. 

Di Prancis, kegiatan makan dianggap sebagai pengalaman sosial yang harus dinikmati bersama-sama. Murid-murid di sekolah Prancis bahkan diberi waktu untuk makan siang minimal 30 menit bahkan lebih lama. 

Waktu makan dianggap sebagai sebuah kesempatan untuk bersosialisasi dan mencoba makanan baru. Anak-anak Prancis juga biasanya didorong untuk makan apapun yang disajikan di meja makan, walaupun ada pilihan makanan lainnya pula yang ramah di lidah anak. 

Penting bagi setiap orang di Prancis untuk memiliki waktu yang tenang saat menyantap makanan, terlebih lagi bagi anak-anak. Mendesak anak agar makan dengan tergesa-gesa adalah hal yang dihindari. 

Itulah, Ma, 7 gaya parenting unik dari berbagai negara. Perbedaan budaya, lingkungan, hukum, dan pola hidup masyarakat menjadi penentu munculnya perbedaan pola asuh yang diterapkan setiap orangtua.

Menurut Mama, gaya parenting negara mana, nih, yang bisa diaplikasikan di keluarga mama?

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Main Game Dulu vs Sekarang, Ini Alasan Gen Z Punya Attention Span Mini

15 Des 2025, 18:50 WIBBig Kid