Berubah, Ini Perbedaan Kehidupan Anak Sebelum dan Sesudah Pandemi

Mulai dari kondisi fisik, sosial, maupun emosional

22 November 2020

Berubah, Ini Perbedaan Kehidupan Anak Sebelum Sesudah Pandemi
Unsplash/Atoms

Sudah hampir 9 bulan lamanya, pandemi ini berlangsung. Terdapat banyak perubahan yang terjadi dan dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga.

Bahkan, anak lah yang cenderung lebih banyak melakukan adaptasi. Mulai dari menjaga kesehatan fisik, menyesuaikan diri dalam sistem pembelajaran jarak jauh, hingga kondisi emosi mau pun sosial. 

Perlu orangtua ketahui bahwa segala perubahan yang dialami anak selama pandemi tersebut, bukan lah hal mudah.

Maka, penting bagi Mama dan Papa untuk menjadi sosok pendukung yang baik agar si Kecil dapat melewati masa pandemi. 

Ada banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan anak, baik sebelum maupun saat pandemi.

Selain itu, anak akan dihadapkan oleh situasi kenormalan baru sesudah pandemi. Mengingat pengumuman dari Mendikbud yang telah menyatakan bahwa kegiatan di sekolah akan dibuka kembali pada Januari 2021.

Berikut Popmama.com rangkum beberapa informasi penting mengenai pengaruh pandemi pada kehidupan anak. Disertai dengan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan Mama dan Papa menyambut new normal

Simak perbedaan kehidupan anak sebelum dan sesudah pandemi Covud-19 berikut ini!

1. Kehidupan anak-anak sebelum pandemi

1. Kehidupan anak-anak sebelum pandemi
Unsplash/Allison Archer

Sebelum terjadinya pandemi, kehidupan anak terasa normal dan baik-baik saja, Ma. Segala kegiatan si Kecil, seperti belajar dan bermain dapat dilakukan dengan aman di luar rumah. Proses tumbuh kembangnya pun lebih optimal karena bebas bereksplorasi. 

Beragam aspek fisik, emosional, dan sosial anak dapat berkembang dengan baik.

Anak-anak dapat melakukan pembelajaran secara langsung di sekolah, bermain dengan teman sebaya di lingkungan sekitar, serta menikmati beragam hiburan atau rekreasi di luar rumah. 

Ilmu pengetahuan anak pun menjadi semakin kaya, kemampuan bersosialisasinya berkembang, dan kondisi psikologisnya cenderung lebih bahagia sehingga tidak mudah stres sebelum hadirnya pandemi. 

2. Pandemi banyak mengubah kehidupan anak

2. Pandemi banyak mengubah kehidupan anak
Unsplash/Thomas Park

Sejak ditemukannya kasus Covid-19 pada 2019, penyakit ini semakin banyak menulari manusia di beragam belahan dunia sehingga disebut pandemi. Kondisi tersebut membuat kehidupan yang semulanya baik-baik saja, banyak mengalami perubahan.

Tentu saja, berdampak pada semua orang, tak terkecuali anak-anak. 

Adanya pandemi, membuat ruang gerak anak-anak dibatasi. Kegiatan sekolah ditiadakan, berganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kondisi seperti ini membuat anak harus menyesuaikan diri dengan cara pembelajaran baru. Alat-alat yang digunakan pun berubah, anak perlu beradaptasi menggunakan beragam teknologi. 

Beragam perubahan lain pun terus terjadi. Anak-anak dituntut harus mengerti dan menjalani protokol kesehatan, berupa memakai masker ketika berpergian, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk mencegah penularan penyakit. 

Pandemi juga memengaruhi kehidupan sosial si Kecil, diberlakukannya kebijakan agar seluruh aktivitas dilakukan di rumah saja membuat anak tidak dapat bertemu teman sebaya maupun sanak saudara. 

Selain itu, kondisi psikologi anak bisa saja terpengaruh yang mungkin saja menyebabkan anak mengalami stres, Ma. Stres pada anak di masa pandemi bisa disebabkan oleh beberapa penyebab. Mulai dari paksaan untuk beradaptasi akibat banyaknya perubahan secara tiba-tiba, timbulnya kebingungan karena banyaknya aturan atau kebijakan, hingga paparan informasi Covid-19 yang berlebihan. 

3. Adaptasi yang harus orangtua perhatikan saat new normal

3. Adaptasi harus orangtua perhatikan saat new normal
Unsplash/Kelly Sikkema

Menteri Pendidikan dan Kebudagaan Nadiem Anwar Makariem menyampaikan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia telah diizinkan untuk dibuka kembali. Tepatnya, mulai Januari 2021 mendatang bergantung pada keputusan masing-masing kepala daerah.

Pernyataan tersebut kembali menimbulkan perubahan pada kehidupan anak-anak, terutama di bidang pendidikan.

Sistem belajar tatap muka di era new normal ini tentu saja akan menjadi hal baru bagi si Kecil, Ma. 

Banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh orangtua sebelum anak kembali ke sekolahnya. Salah satunya yang disampaikan oleh Dr. dr. Aman Pulungan selaku ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Mengutip dari akun Instagram resmi IDAI, dr. Aman mengatakan bahwa, "Masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat setiap saat.

Tidak hanya saat berpergian ke luar rumah, tetapi juga ketika pulang ke rumah sebelum beraktivitas bersama keluarga. Mengingat anak-anak dapat tertular dan menularkan Covid-19."

Mama dan Papa dianjurkan untuk menjadi contoh yang baik dalam menjalankan protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak agar anak-anak dapata meniru kebiasaan ini. 

Selain itu, luangkan lah waktu untuk berdisuksi bersama anak dan remaja tentang pentingnya protokol kesehatan karena mereka merupakan agen perubahan di masa mendatang. Jadi, kehidupan new normal dapat berjalan sesuai harapan, Ma. 

Perhatikan juga asupan nutrisi dan gaya hidup anak agar kesehatannya tetap terjaga. Mari tata kehidupan masa depan anak sebaik mungkin. Jangan jadikan pandemi sebagai alasan yang menyulitkan. 

Baca juga:

The Latest