Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

7 Contoh Sikap Anak Durhaka pada Orangtua, Waspadai Sejak Dini

7 Contoh Sikap Anak Durhaka pada Orang Tua, Waspadai Sejak Dini
Freepik

Sebagai orang tua, tentu Mama ingin si Anak tumbuh menjadi pribadi yang sopan, penuh empati, dan menghormati keluarga.

Namun tanpa Mama sadari, ada sikap-sikap yang jika dibiarkan justru bisa menjadikan anak durhaka pada orangtuanya.

Istilah durhaka memang terdengar berat, tapi dalam praktiknya bisa berupa hal-hal kecil yang sering dianggap wajar.

Oleh karena itu, penting bagi Mama dan si Anak untuk menyadari contoh sikap anak durhaka sedini mungkin. Agar kebiasaan tersebut tidak dibiarkan tumbuh menjadi sifat yang lekat dalam pribadi anak mama.

Berikut telah Popmama.com rangkum 7 contoh sikap anak durhaka pada orang tua. Catat dan kenali tanda-tandanya, ya, Ma!

1. Sering membentak atau meninggikan suara

Anak Sering membentak atau meninggikan suara
Freepik/karlyukav

Anak yang terbiasa menjawab dengan nada tinggi saat ditegur atau diminta bantuan menunjukkan minimnya rasa hormat si Anak pada orang tua.

Membentak, menantang, atau membalas omongan dengan suara keras bisa melukai hati orangtua, sekalipun jika anak tidak bermaksud jahat.

Membiasakan komunikasi dua arah yang sopan sejak kecil adalah langkah yang ideal untuk menekan kecenderungan ini.

Mama bisa menjadi contoh dengan berbicara lembut dan mengajarkan anak bahwa emosi tetap bisa disampaikan tanpa harus marah-marah.

Jangan lupa untuk mengingatkan secara tegas kepada anak jika ia mulai meninggikan suaranya pada Mama. Agar anak mama paham bahwa tindakan tersebut adalah hal yang tidak baik.

2. Mengabaikan nasihat orang tua

Mengabaikan nasihat orang tua
Freepik/karlyukav

Saat anak mama merasa lebih tahu, mereka cenderung mengabaikan nasihat orang tua. Meski hal ini cukup lumrah di usia remaja, jika terus dibiarkan, anak mama bisa tumbuh dengan pemikiran bahwa pendapat orangtua tidak penting.

Mengabaikan nasihat orang tua juga bisa berdampak pada keselamatan dan kesejahteraan si Anak sendiri. Pasalnya, kebanyakan nasihat dan aturan yang diberikan orang tua bertujuan untuk kebaikan si Anak.

Mengabaikan perkataan orang tua dan melakukan tindakan sesuai naluri sendiri atau pengaruh teman-temannya dapat membuat anak mama terlibat masalah.

Oleh karena itu, penting untuk menekan munculnya kecenderungan ini sejak dini.

Mama bisa membiasakan diri untuk memberikan nasihat tanpa menggurui, sambil menghargai sudut pandang si Anak.

Dengan begitu, anak akan merasa didengarkan sekaligus belajar untuk menghargai nasihat yang tulus.

3. Malas menolong orang tua

Anak malas menolong orang tua
Freepik

Menolong orang tua adalah bentuk bakti yang penting diajarkan sejak dini.

Sayangnya, semua anak berpotensi untuk bersikap cuek atau bahkan merasa keberatan saat orangtuanya butuh bantuan.

Anak perlu melihat bahwa menolong orang tua adalah bagian dari cinta, bukan beban. Mama bisa menanamkan nilai ini lewat empati, misalnya dengan mengajak anak merawat nenek atau kakek, agar ia terbiasa untuk peduli.

Serta melibatkannya dalam pekerjaan rumah tangga, dan memberinya tanggung jawab penuh atas sebuah pekerjaan sederhana.

Misalnya membuat kewajiban membuang sampah rumah ke tempat pembuangan menjadi tugas anak mama setiap pagi.

4. Hanya datang saat butuh sesuatu

Anak Hanya datang saat butuh sesuatu
Freepik

Anak yang hanya mendatangi orangtua saat butuh uang atau bantuan, lalu menghilang saat keinginannya terpenuhi, bisa digolongkan ke dalam kategori durhaka secara emosional.

Tindakan ini menunjukkan hubungan yang tidak tulus.

Mama bisa mencegah hal ini terjadi dengan menciptakan hubungan keluarga yang hangat dan penuh keterbukaan sejak dini.

Bantu anak memahami bahwa keluarga bukan tempat transaksi, tapi ruang aman untuk saling mendukung tanpa pamrih.

Pastikan bahwa anak terbiasa terbuka tentang masalahnya sejak dini, sehingga anak mama terbiasa untuk mendiskusikan masalahnya dengan Mama, bukan sekadar datang saat butuh suatu materi

5. Menyalahkan orang tua atas masalah pribadi

Anak menyalahkan orangtua atas masalah pribadi
Freepik/karlyukav

Ketika anak menyalahkan orangtua atas kegagalannya di sekolah, masalah pertemanan, atau pilihan hidupnya, hal ini tentunya menyakiti hati orangtua.

Mama bisa merasa disalahkan atas hal-hal yang berada di luar kendali orangtua.

Penting bagi anak mama untuk belajar bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

Mama bisa bantu dengan membangun komunikasi yang suportif tanpa selalu menyalahkan atau memaksakan kehendak pada anak.

6. Tidak mengucapkan terima kasih atau menghargai pengorbanan

Tidak mengucapkan terima kasih atau menghargai pengorbanan
Freepik

Terkadang anak menikmati segala kemudahan tanpa menyadari kerja keras dan pengorbanan orangtua di balik kenyamanan tersebut. Mulai dari fasilitas sekolah hingga liburan keluarga.

Orangtua memang memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik bagi anak demi menunjang pertumbuhannya.

Namun, saat apresiasi kecil seperti ucapan “makasih” saja tidak pernah terucap, orangtua bisa merasa lelah secara emosional karena dedikasinya dianggap biasa saja.

Rasa syukur yang minim juga membuat anak tumbuh dengan mindset entitled, seakan-akan semua sudah seharusnya disediakan.

Untuk mencegah si Anak menumbuhkan sifat ini, Mama bisa membuat sebuah ritual syukur sederhana. Misalnya menuliskan tiga hal yang patut di­syukuri setiap malam atau mengajak anak membantu pekerjaan rumah sambil mengobrol tentang perjuangan di balik lauk favoritnya.

Ketika anak terbiasa mengenali dan menghargai upaya kecil maupun besar, ia akan belajar bahwa terima kasih bukan sekadar kata, tetapi cerminan empati dan penghargaan kepada orangtua.

7. Memutus komunikasi dengan orangtua tanpa alasan yang jelas

Anak menjauh dari orangtua
Freepik

Memilih menjauh dari orangtua tanpa alasan yang kuat adalah bentuk durhaka emosional yang sering terjadi saat anak beranjak dewasa.

Sangat penting untuk segera menghentikan tindakan seperti tiba-tiba tidak mengangkat telepon, tidak membalas pesan, atau menutup akses komunikasi dengan orangtua.

Hubungan anak dan orangtua memang dinamis. Namun, Mama bisa membekali anak dengan kemampuan menyelesaikan konflik secara sehat, bukan dengan menjauhkan diri tanpa penjelasan. Mama bisa bantu anak belajar mengelola perbedaan pendapat dengan cara yang sehat.

Dengan tindakan sederhana yang dilakukan secara konsisten seperti berdiskusi terbuka atau mengekspresikan emosi dengan sopan. Agar anak mama dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak lari dari hubungan, tapi berani memperbaikinya.

Jika anak mama memang memerlukan waktu untuk sendiri, Mama bisa membiarkannya sendiri terlebih dahulu. Namun, tetaplah tunjukan kehadiran Mama disisinya. Pastikan si Anak mengetahui bahwa orangtuanya hadir untuknya.

Itulah 7 contoh sikap anak durhaka pada orangtua. Semoga membantu anak mama untuk tumbuh jadi pribadi yang peka dan penuh kasih kepada orangtua.

Share
Editorial Team