7 Peran Orangtua dalam Mendidik Anak di Masa Pandemi

Jangan biarkan pandemi menghalangi orangtua dalam mendidik anak dari rumah

18 November 2021

7 Peran Orangtua dalam Mendidik Anak Masa Pandemi
Pexels/Ketut Subiyanto

Pandemi virus corona atau Covid-19 telah mengubah kehidupan keluarga di seluruh dunia. Mulai dari penutupan sekolah, bekerja dari jarak jauh, jarak fisik, sehingga membawa perasaan seperti kecemasan, stres, dan ketidakpastian.

Dan tak dapat dipungkiri bahwa perasaan itu sangat dirasakan oleh anak-anak dari segala usia, sehingga ada banyak hal yang harus dinavigasi oleh orangtua selama masa pandemi ini. 

Meskipun ada beragam kesulitan yang mungkin dimiliki orangtua, ada juga banyak cara untuk memberikan bimbingan pada anak di masa pandemi ini.

Berikut Popmama.com telah merangkum tujuh peran orangtua dalam mendidik anak di masa pandemi, yang dilansir dari laman UNICEF. Baca informasi selengkapnya sampai selesai ya Ma!

1. Bersikaplah tenang dan proaktif

1. Bersikaplah tenang proaktif
Pexels/Ketut Subiyanto

Orang tua harus memiliki percakapan yang tenang dan proaktif dengan anak-anak mereka tentang Covid-19, dan peran penting yang dapat dilakukan mereka dalam menjaga kesehatannya sendiri.

Beri tahu anak bahwa ia, orangtua, atau orang disekitarnya mungkin saja mulai merasakan gejala di beberapa titik, yang seringkali sangat mirip dengan pilek atau flu biasa, dan ia tidak perlu merasa terlalu takut akan kemungkinan ini

“Orang tua harus mendorong anak untuk memberi tahu jika ia merasa tidak enak badan, atau jika ia merasa khawatir tentang virus, sehingga orangtua dapat membantu.” ujar Dr. Lisa Damour, seorang psikolog dan penulis New York Times.

Orang dewasa dapat berempati dengan fakta bahwa anak-anak merasa gugup dan khawatir tentang Covid-19. Yakinkan anak bahwa penyakit akibat infeksi virus ini umumnya ringan, terutama untuk anak-anak dan dewasa muda.

Penting juga untuk diberi tahu, bahwa banyak gejala Covid-19 dapat diobati. Dari hal ini, Mama bisa mengingatkan anak bahwa ada banyak hal efektif yang bisa dilakukan untuk menjaga diri dan orang lain tetap aman.

Seperti menggunakan masker, sering mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, dan melakukan social distancing.

2. Rencanakan rutinitas bersama yang fleksibel

2. Rencanakan rutinitas bersama fleksibel
Pexels/ketut subiyanto

Cobalah untuk menetapkan rutinitas yang mempertimbangkan program pendidikan sesuai usia anak, serta waktu bermain dan waktu untuk membaca.

Gunakan kegiatan sehari-hari sebagai kesempatan belajar bagi anak-anak. Dan jangan lupa untuk membuat rencana ini bersama-sama jika memungkinkan.

Meskipun menetapkan rutinitas dan struktur sangat penting bagi anak-anak dan remaja, pada saat-saat ini Mama mungkin memerhatikan bahwa anak mungkin membutuhkan beberapa rutinitas yang fleksibel.

Misalnya jika anak tampak gelisah dan kesulitan saat mencoba mengikuti program pembelajaran online, beralihlah ke opsi yang lebih aktif.

Jangan lupa bahwa merencanakan dan melakukan pekerjaan rumah bersama sangat bagus untuk perkembangan fungsi motorik halus dan kasar. Cobalah dan tetap selaras dengan kebutuhan anak sebisa mungkin.

Editors' Pick

3. Lakukan percakapan terbuka

3. Lakukan percakapan terbuka
Pexels/Ketut Subiyanto

Dorong anak untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan perasaannya kepada Mama. Ingatlah bahwa anak mungkin memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres, jadi bersabarlah dan pahami. Mulailah dengan mengajak anak untuk membicarakan masalah tersebut.

Misalnya diskusikan tentang bagaimana praktik kebersihan yang baik. Lalu Mama dapat menggunakan momen sehari-hari untuk menekankan pentingnya hal-hal seperti mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh.

Pastikan anak dapat menyampaikan pendapatnya dengan bebas. Menggambar, cerita, dan kegiatan lain dapat membantu membuka diskusi.

Yang tak kalah penting, cobalah untuk tidak meminimalkan atau mengabaikan kekhawatiran anak. Pastikan untuk mengakui perasaannya dan meyakinkannya bahwa wajar untuk merasa takut tentang hal-hal ini.

Tunjukkan bahwa Mama mendengarkan dengan memberinya perhatian penuh, dan pastikan anak memahami bahwa ia dapat berbicara dengan Mama kapan pun yang ia mau. 

4. tanyakan apa yang anak sudah dengar

4. tanyakan apa anak sudah dengar
Pexels/ketut-subiyanto

Ada banyak informasi yang salah yang beredar tentang penyakit coronavirus. Maka itu penting bagi orangtua untuk mencari tahu apa yang didengar anak atau apa yang menurutnya benar.

Tak cukup hanya memberi tahu anak fakta yang akurat, karena jika anak telah mengetahui sesuatu yang tidak akurat, Mama bisa secara langsung mengatasi kesalahpahaman, dan membuat anak mungkin menggabungkan informasi baru dengan informasi lama yang ia ketahui.

Jika anak memiliki pertanyaan yang tidak Mama ketahui, alih-alih menebak, gunakan itu sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi jawabannya bersama. Gunakan situs web organisasi tepercaya seperti World Health Organization (WHO) untuk mencari jawabannya.

5. Lindungi anak dari penggunaan platform digital

5. Lindungi anak dari penggunaan platform digital
Pexels/ketut-subiyanto

Platform digital memberikan anak kesempatan untuk terus belajar, ikut bermain dan tetap berhubungan dengan teman-temannya. Tetapi peningkatan akses online membawa risiko yang lebih tinggi untuk keselamatan, perlindungan, dan privasi anak-anak.

Maka itu, mulailah membicarakan internet dengan anak sehingga ia tahu cara kerjanya, apa yang perlu diwaspadai, dan seperti apa perilaku yang pantas di media sosial yang ia gunakan, seperti tata cara bertukar pesan hingga panggilan video.

Tetapkan aturan bersama tentang bagaimana, kapan, dan di mana internet dapat digunakan. Gunakan kontrol orangtua di perangkat yang anak gunakan untuk mengurangi risiko online, terutama untuk anak-anak yang lebih kecil.

Jangan lupa untuk mengajarkan anak bahwa ia tidak perlu berbagi foto diri atau informasi pribadi lainnya untuk mengakses pembelajaran digital.

6. Penting bagi orangtua untuk memantau perilaku diri sendiri

6. Penting bagi orangtua memantau perilaku diri sendiri
Pexels/Ketut Subiyanto

Kondisi pandemi Covid-19 ini tentu membuat orangtua tentu juga cemas, dan anak-anak dapat mengambil isyarat emosional dari orangtuanya.

Ketika Mama merasa cemas, cobalah melakukan apa yang bisa untuk mengelola kecemasan, dan tidak membagikan ketakutannya secara berlebihan kepada anak. Ini mungkin berarti harus menahan emosi, yang terkadang sulit, terutama jika mereka merasakan emosi itu dengan cukup intens.

Namun perlu diingat bahawa anak-anak bergantung pada orangtua mereka untuk memberikan rasa aman dan nyaman.

“Penting untung diingat bahwa mereka adalah 'penumpang' dalam hal ini, dan kita (orangtua) yang 'mengemudikan mobil'. Jadi, bahkan jika orangtua merasa cemas, Mama tidak bisa membiarkan ini menghalangi anak untuk merasa seperti penumpang yang aman.” ujar Dr. Damour

7. Mulailah sesi bimbingan ini secara singkat, dan ditingkatkan hingga lebih lama

7. Mulailah sesi bimbingan ini secara singkat, ditingkatkan hingga lebih lama
Pexels/Ketut Subiyanto

Ketika orangtua ingin memulai bimbingan di rumah, mulailah dengan sesi belajar yang lebih singkat dan buat secara bertingkat hingga lebih lama.

Jika tujuannya adalah untuk memiliki sesi 30 atau 45 menit, mulailah dengan 10 menit dan tingkatkan dari sana. Dalam satu sesi, gabungkan waktu online dengan aktivitas atau latihan offline.

Jika mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan bagaimana memulai bimbingan di rumah, penting untuk mencari tahu dengan menghubungi guru atau sekolah anak.

Selain untuk mengetahui bagaimana kiat melakukan bimbingan di rumah, Mama juga bisa mendapatkan informasi materi sekolah, mengajukan pertanyaan, dan mendapatkan lebih banyak panduan.

Kelompok orangtua atau kelompok masyarakat juga dapat menjadi cara yang baik untuk saling mendukung dengan kegiatan bimbingan di rumah selama masa pandemi.

Itulah informasi seputar peran orangtua dalam mendidik anak di masa pandemi. Tentu bukan hal yang mudah untuk membiasakan rutinitas baru, namun dengan latihan dan penyesuaian setiap hari sesuai kemampuan anak, kesulitan diharapkan berangsur menghilang dan berubah menjadi rutinitas keluarga yang positif.

Baca juga:

The Latest