Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Syinqith, Kota yang Anak-anaknya Hafal Al-Qur'an Sejak Dini

Syinqith
Youtube.com/Lembaran Dunia

Mama, pernahkah membayangkan sebuah kota di tengah gurun pasir yang kering, di mana anak-anak seusia SD sudah menjadi penghafal Al-Quran? Kisah ini bukan sekadar dongeng, melainkan realita yang terjadi di Syinqith, sebuah kota di negara Mauritania, Afrika Barat.

Kota ini sudah lama dikenal sebagai kota penghafal Al-Quran yang disegani oleh banyak pemuka agama di berbagai dunia. Bukan sekadar pelajaran tambahan, melainkan menjadi budaya dan napas kehidupan sehari-hari.

Tradisi ini diwariskan turun-temurun dengan semangat yang begitu membara sejak anak masih dalam kandungan, hingga usianya sudah mampu untuk membaca Al-Quran sendiri.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkumkan beberapa fakta tentang Syinqith di Afrika.

1. Tradisi menghafal Al-Quran sejak dalam kandungan

Syinqith
Youtube.com/Lembaran Dunia

Seperti dikatakan sebelumnya, membaca dan menghafal Al-Quran ini bukan sekadar pelajaran tambahan yang dibekali para orangtua kepada anaknya, melainkan jadi tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan.

Uniknya, proses menghafal Al-Quran masyarakat Syinqith ini dimulai bahkan sebelum seorang anak lahir ke dunia. Saat mengandung, setiap mama nggak sekadar menghabiskan waktunya untuk beristiarahat, tapi banyak melakukan muroja'ah atau mengulang hafalan Al-Quran.

Tujuan mereka menghafal saat mengandung adalah karena masyarakat percaya bahwa semakin sering mendengarkan lantunan ayat suci, bayi dalam kandungan akan terpengaruhi dan lebih mudah mencintai Al-Quran kelak.

Nah, setelah bayi dilahirkan pun semua keluarga akan bersama-sama mengulang bacaan Al-Quran untuk menciptakan lingkungan yang penuh dengan lantunan wahyu Ilahi.

Dari sinilah nantinya setiap orangtua mulai terus melatih anak-anaknya agar kelak bisa membaca Al-Quran sendiri, yang kemudian bisa dihafalkan sebagaimana tradisi di kota tempat tinggal mereka.

2. Anak 7 tahun belum hafal dianggap "aib" keluarga

Syinqith
Youtube.com/Lembaran Dunia

Karena sudah dibiasakan mendengar lantunan Al-Quran sejak masih dalam kandungan, masyarakat Syinqith juga memiliki sebuah tradisi yang menjadi motivasi kuat bagi setiap keluarga.

Di mana seorang anak yang telah menginjak usia 7 tahun dan belum menghafal Al-Quran dianggap sebagai sebuah "aib" bagi orangtua dan keluarganya.

Namun, "aib" di sini bukan dalam arti negatif ya, Ma, melainkan lebih kepada bentuk tanggung jawab orangtua yang dianggap belum maksimal dalam mendidik anaknya.

Inilah yang kemudian menjadi pemicu para orangtua agar lebih semangat dalam mendidik anaknya menghafal Al-Quran, agar kelak bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap keluarga untuk melahirkan generasi penghafal Al-Quran.

Sudah berlangsung sejak dahulu kala, nyatanya tradisi menghafal Al-Quran sejak dini ini menjadi sebuah hasrat bagi masyarakat Syinqith untuk memperdalam ilmu agama, bulan sekadar paksaan.

3. Cara masyarakat Syinqith menghafal Al-Quran

Syinqith
Youtube.com/Lembaran Dunia

Banyak anak yang menjadi penghafal Al-Quran tentu membuat kita kerap bertanya, bagaimana cara mereka menghafal, ya?

Dari berbagai sumber yang menjelaskan, ternyata sistem pendidikan yang terkenal di sana disebut mahazar. Di mana para siswa akan diajarkan menuliskan ayat-ayat Al-Quran di atas papan kayu menggunakan tinta alami.

Nah ada yang lebih hebat lagi nih, Ma, metode menghafalnya sangat detail. Satu ayat bisa diulang hingga 3.000 sampai 5.000 kali sebelum benar-benar lancar dan pindah ke ayat berikutnya.

Meski terdengar begitu ekstra, nyatanya metode pengulangan ini justru bisa membuat anak di Syinqith melekatkan setiap ayat yang ada dalam ingatannya, bagaikan menulis di atas batu.

Selain belajar dari tenaga pendidik yang ada, anak-anak di sana juga sering kali menerapkan metode belajar kelompok bersama teman sebayanya untuk saling menyimak dan menguatkan hafalan mereka.

Keren dan bisa jadi panutan banget nih, Ma!

4. Cuaca ekstrem tak menghalangi hafalan

Syinqith
Youtube.com/Lembaran Dunia

Jika melihat penggalan video yang banyak beredar di media sosial, kehidupan di Syinqith sangat tidak mudah ya, Ma. Kota ini dikelilingi gurun pasir yang gersang dengan badai yang kerap menerjang.

Namun, cuaca ekstrem yang mereka lalui setiap hari bukan menjadi penghalang untuk menghafal setiap ayat Al-Quran, justru melahirkan keteguhan hati yang luar biasa.

Di tengah tenda-tenda atau bangunan sederhana, semangat belajar dan menghafal Al-Quran anak-anak serta orang dewasa di kota ini tak pernah padam.

Kota ini juga menyimpan khazanah ilmu Islam yang kaya dengan perpustakaan-perpustakaan keluarga yang berisi ribuan manuskrip kuno tentang Al-Quran, hukum, dan astronomi, menunjukkan betapa dalamnya akar ilmu di tempat ini.

Dari kisah Syinqith, kita bisa mengambil pelajaran berharga bahwa semangat dan lingkungan yang positif adalah kunci utama dalam menumbuhkan kecintaan anak pada Al-Quran.

Meski dengan kondisi yang serba terbatas, tekad dan konsistensi masyarakat di sini justru melahirkan tradisi menghafal yang mendunia dan disegani banyak pemuka agama.

Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita para orangtua, untuk menciptakan "Syinqith-Syinqith" kecil di rumah kita sendiri, dimulai dengan membiasakan mendengarkan dan membaca Al-Quran bersama anak sejak dini.

Dengan kebiasaan baik ini, bukan tak mungkin jika kelak anak bisa meneladani setiap makna dalam Al-Quran untuk kehidupannya yang lebih baik.

Semoga informasinya bermanfaat dan bisa menambah wawasan keagamaan anak-anak di rumah, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Membuat Catatan Tulis Tangan Ternyata Lebih Efektif untuk Belajar, Lho!

07 Des 2025, 16:05 WIBBig Kid