Masalah Psikologis Anak Usia 3 Tahun: Menentang Orangtua

Di usia 3 tahun, anak mulai memiliki kehendak dan kontrol terhadap dirinya sendiri.

2 Oktober 2019

Masalah Psikologis Anak Usia 3 Tahun Menentang Orangtua
parents.com

Di usia 3 tahun, anak mulai memiliki kehendak dan kontrol terhadap dirinya sendiri. Hal ini mengembangkan satu sikap yang cukup menyulitkan orangtua, yaitu melawan atau menentang.

Ia menolak meninggalkan rumah temannya, mengabaikan permintaan Mama untuk meninggalkan mainannya dan segera makan siang, dan tidak menghiraukan aturan tidak boleh bermain seluncuran di tangga. Terdengar familiar dengan masalah-masalah sehari-hari ini, Ma?

Pada fase ini, anak mulai melepaskan ketergantungannya terhadap orangtua. Sekarang ia memiliki identitas yang lebih kuat dan lebih aman sehingga ia bisa mengembangkan sedikit sifat pemberontaknya. 

Menghadapi Anak yang Menentang, Apa yang Harus Dilakukan?

Menghadapi Anak Menentang, Apa Harus Dilakukan
Pexels/Pixabay

Memang, anak yang masih muda ini belum bisa memahami bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Ia hanya ingin menunjukkan kekuatan otoritasnya, dengan menguji otoritas orangtuanya. Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua dalam menghadapinya?

Atur batasan

Anak Mama perlu mengetahui tentang batasan, dan pastikan ia memahaminya. Ucapkan dengan jelas, misalnya, "Kita tidak saling memukul ya. Jika kamu marah, katakan dengan kata-kata, tetapi tidak memukul," atau "Ingat, kamu boleh bermain di sini, tetapi pastikan memasukkan semua mobil-mobilan ke keranjangnya setelah selesai nanti."

Dorong sikap yang baik

Ketimbang memusatkan perhatian pada perilaku buruk anak, cobalah memujinya setiap ia bersikap baik. Terkadang, orang dewasa lupa melakukannya. Sesederhana, "Kakak pintar, sepatunya sudah dirapikan sendiri," atau "Makasih ya, Kak, Mama dibantu jagain adek waktu Mama ada tamu." Hal sederhana ini akan melekat selamanya di hati anak Mama dan akan mendorong anak melakukan kebaikan-kebaikan lain. Ingat Ma, sama seperti orang dewasa, anak-anak pun sangat suka dipuji.

Gunakan time out secara positif

Di masa sekarang, para ahli mengatakan hukuman tak akan membuat anak jadi semakin baik. Justru sebaliknya, memunculkan kemarahan yang lebih besar. Tetapi, anak tetap perlu didisplinkan saat melewati batas. 

Time out merupakan cara lama yang digunakan orangtua untuk mendisiplinkan anak. Gunakan time out secara positif. Jangan menghukumnya di kamar yang gelap dan menguncinya. Hal-hal seperti ini malah akan menimbulkan trauma. 

Tempat hukuman time out dilakukan sebaiknya jauh dari orang lain dan jauh dari kegiatan yang menyenangkan, seperti dari layar televisi atau gadget. Aturlah timer sebagai batas waktu. American Academy of Pediatrics menyarankan waktu time out adalah "usia anak + 1 tahun". Jadi untuk anak usia 3 tahun, waktu time out-nya adalah empat menit.

Memahami kondisi dan fase anak

Di usia ini, anak sangat antusias terhadap hal-hal baru yang ingin dicobanya. Ia dipenuhi rasa penasaran, diiringi dengan kehendak yang tinggi. Jadi, berusahalah memahami kondisi ini. Jika anak Mama ingin pakai baju pilihannya sendiri, meski itu atasan hijau salur dengan celana batik, sebetulnya tak masalah bukan? Atau jika ia mau makan roti dengan selai kacang dan taburan Oreo untuk makan siang, selama ia menyukainya, sebetulnya tak masalah juga 'kan? 

Ia masuk ke rumah sepatu yang dipenuhi dengan lumpur basah? Ketimbang membentaknya, pikirkan saja bagaimana cara membersihkannya dan mengajarkannya tentang kebersihan dan konsekuensi perbuatannya.

Pada akhirnya, pahamilah ini sebagai bagian dan fase perkembangan anak yang harus dilalui. Dengan arahan yang benar dan menerapkan batas-batas kedisiplinan, anak mama pada akhirnya akan belajar bahwa membangkang bukanlah cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Baca Juga:

The Latest