Mama Harus Tau, Berapakah Usia Ideal Anak Masuk TK?
Sebagai orang tua, apakah Mama dan Papa sudah memikirkan usia berapa akan mendaftarkan anak ke TK? Selain mengetahui usia ideal untuk memasukkan anak ke TK, Mama perlu mengetahui berapa lama pendidikan yang akan ditempuh anak saat TK.
Anak akan lebih cepat bosan jika diminta untuk belajar secara terus menerus setiap hari. Memasukkan anak ke TK bukan berarti mewajibkan anak untuk belajar banyak hal.
Alasan utama memasukkan anak ke TK ialah agar saat anak Mama menginjak usia yang ideal, ia bisa berinteraksi dengan teman sebayanya.
Popmama.com telah merangkum berapakah usia anak masuk TK dan bagaimana kesiapan anak dalam belajar. Simak penjelasannya yuk, Ma!
1. Usia berapa anak boleh masuk TK?
Pemerintah telah menetapkan beberapa syarat dan batasan umur anak sebagai calon peserta didik baru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan aturan baru terkait usia anak masuk sekolah yang diatur dalam Permendikbud Nomor 44 tahun 2019, pasal 4 mengenai syarat usia anak masuk Taman Kanak-Kanak (TK).
Kelompok A berusia 5 tahun atau paling rendah 4 tahun, sedangkan kelompok B berusia 6 tahun atau paling rendah usia 5 tahun dibuktikan dengan menunjukkan akta kelahiran dan surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Saat usia anak menginjak umur 4 sampai 6 tahun, ini adalah fase dimana dirinya bisa menerima materi dan bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Jika Mama memasukkan anak ke TK kurang dari umur tersebut anak lebih cepat bosan ketika belajar.
2. Rutinitas yang monoton akan membuat anak bosan
Anak seringkali merasa jenuh ketika ia melakukan kegiatan atau rutinitas yang sama. Mama perlu tahu jenjang pendidikan anak di TK ditempuh selama 2 tahun.
Sebelumnya, pastikan daftar kegiatan anak selama proses belajar untuk mencegah kejenuhan anak. Jika Mama menemukan kegiatan yang serupa, lebih baik untuk tidak memasukkan anak ke TK dahulu.
Mama bisa memasukkan anak ke Paud selama satu tahun agar anak merasakan perbedaan kegiatan diantara keduanya.
3. Materi pembelajaran yang tidak sesuai akan membebani anak
Standar kemampuan untuk mendaftarkan anak ke Sekolah Dasar (SD) saat ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Salah satu jenjang pendidikan yang terdampak karena perbedaan tersebut adalah TK.
Dimana TK dituntut untuk lebih bisa menanamkan beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk masuk SD, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Bagi sebagian anak yang memiliki kemampuan tersebut tentu tidak masalah, namun kemampuan dari tiap anak tidak bisa disamaratakan.
Anak Mama yang semula belum siap menerima materi, namun karena tuntutan keterampilan ia harus menguasai seluruh materi. Hal ini lah yang dapat menyebabkan anak cepat merasa jenuh dengan kegiatan sekolahnya.
4. Siap mengengarkan instruksi
Semakin bertambahnya usia, kemampuan anak akan meningkat dengan memahami instruksi yang diberikan lebih dari satu kali. Sebelumnya, Mama harus memerhatikan apakah anak sudah bisa memahami instruksi dan menjalankannya atau belum.
Saat proses pembelajaran di sekolah, anak baisanya akan mendengarkan guru dan teman-temannya.
Sang anak bisa fokus pada apa yang disampaikan orang lain, termasuk dalam kegiatan berkelompok ia akan bisa mengendalikan dirinya.
5. Pengaruh kemampuan monotrik anak
Kemampuan motorik anak sangat berpengaruh terhadap kegiatannya di sekolah. Sebelum anak masuk TK, biasanya diadakan tes untuk melihat kemampuan motorik halus dan juga motorik kasar anak Mama.
Mama dan Papa tentu bisa menganalisisnya sendiri dirumah dengan cara melihat bagaimana anak memegang alat tulis hingga melakukan aktivitas fisik yang memerlukan koordinasi otot.
Hal ini menjadi faktor utama yang harus Mama perhatikan agar anak Mama tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan lingkungan sekolahnya.
Mama perlu tahu usia anak masuk TK agar anak Mama bisa menerima pelajaran dengan baik dan tidak mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan lingkungannya.
