Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terinfeksi Covid-19? Ini kata IDAI

Jangan panik, lakukan panduan berikut, Ma

10 Juli 2021

Apa Harus Dilakukan Jika Anak Terinfeksi Covid-19 Ini kata IDAI
Pixabay/Ronnysefria

Indonesia mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19 setiap harinya. Tak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak juga bisa menjadi sasaran wabah virus tersebut, Ma.

Dilansir dari rilis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, hampir 260 ribu kasus terkonfirmasi di Indonesia adalah anak-anak berumur 0-18 tahun.

Lebih detailnya, sejumlah 108 ribu kasus berada di rentang usia 12-17 tahun. Sedangkan ada sebanyak 600 kasus pada anak usia 0-18 tahun. 

Lantas, bagaimana jika anak mama dinyatakan positif Covid-19 dan apa yang harus dilakukan?

Melalui webinar virtual yang diselenggarakan Anakku.id pada Sabtu (10/7/21), dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) selaku dokter spesialis anak dan Ketua Satgas Covid-19 (IDAI) menyebutkan bahwa yang utama adalah untuk tetap tenang, "Kalau kita mau menolong orang lain (termasuk anak), pastikan diri kita aman."

Tak hanya itu, berikut Popmama.com telah merangkum hal-hal apa saja yang disarankan oleh dr. Yogi jika anak terinfeksi Covid-19. Disimak baik-baik yuk, Ma!

Kriteria isolasi mandiri jika anak terinfeksi Covid-19

Kriteria isolasi mandiri jika anak terinfeksi Covid-19
Freepik/Pvproduction

Melalui paparan yang dibagikan oleh dr. Yogi, berikut kriteria apa saja yang bisa dilakukan untuk anak melakukan isolasi mandiri saat dinyatakan positif Covid-19. Di antaranya adalah:

  • Tidak bergejala.
  • Gejala ringan dengan siklus yang tidak berlebih (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam).
  • Anak aktif, tetap mau makan dan minum dengan baik.
  • Saturasi oksigen dalam keadaan istirahat >95%.
  • Tidak ada desturasi saat aktivitas.
  • Tidak ada sesak.
  • Lingkungan rumah/kamar anak memiliki ventilasi yang baik.

Jika anak dinyatakan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, selanjutnya Mama atau pengasuh perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Jangan panik, tetap berikan dukungan pada anak

1. Jangan panik, tetap berikan dukungan anak
Freepik

Langkah utama jika anak dinyatakan positif Covid-19 adalah dengan menenangkan diri Mama dan tidak panik. Alih-alih merasa panik, Mama bisa memberikan dukungan pada anak.

Mama bisa memulainya dengan menjelaskan secara perlahan pada anak seperti yang dr. Yogi jelaskan, "Sekarang di dalam tubuh kamu lagi ada kuman, kamu kan kuat jadi kamu istirahat dulu di kamar biar nggak menularkan kumannya ke orang lain." 

2. Siapa yang bisa mengasuh anak saat terinfeksi Covid-19?

2. Siapa bisa mengasuh anak saat terinfeksi Covid-19
Unsplash/Kelly Sikkema

Saat anak terinfeksi Covid-19, orangtua atau pengasuh juga bisa mengasuhnya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menghindari paparan air liur dan cairan tubuh, serta hindari untuk mencium anak.

Dalam paparannya, dr. Yogi menjelaskan bahwa orangtua atau pengasuh dengan risiko rendah untuk terinfeksi Covid-19 derajat berat itu bisa menemani anak selama isolasi atau perawatan.

Sementara untuk lansia dan orang dengan komorbid dilarang ikut mengasuh anak ya, Ma. Hal ini karena lebih rentan terpapar jika turut serta mengasuh anak yang positif Covid-19.

"Kurangi paparan dengan cukup 1 orangtua atau pengasuh saja yang menemani anak," ujar dr. Yogi.

Editors' Pick

3. Perhatikan protokol kesehatan di rumah

3. Perhatikan protokol kesehatan rumah
Freepik/master1305

Jika anak dinyatakan tidak ada gejala atau bergejala ringan, anak memang dibolehkan untuk melakukan isolasi mandiri. Namun, hal yang perlu orangtua perhatikan adalah protokol kesehatan di rumah. Berikut di antaranya:

  • Pisahkan zona anak yang terinfeksi dengan zona bersih (minimal jarak 1 meter).
  • Perhatikan ventilasi pada ruangan atau kamar tempat anak isolasi.
  • Jika harus memakai kamar mandi bersama dengan keluarga di rumah, maka pastikan anak yang terinfeksi Covid-19 menggunakan kamar mandi paling terakhir dan beri jarak dengan pemakai berikutnya.
  • IDAI menyarankan penggunaan masker dimulai pada anak berusia 2 tahun. 
  • Berikan 'istirahat masker' apabila anak sedang sendiri di dalam ruangan. Jika ada orang lain, ajarkan padanya untuk kembali menggunakan masker.
  • Masker tidak perlu digunakan ketika anak tidur.

4. Do's & dont's protkol kesehatan di rumah

4. Do's & dont's protkol kesehatan rumah
Freepik

Selain protokol kesehatan yang sudah dijelaskan di atas, dr. Yogi juga menjelaskan apa saja do's & dont's protokol kesehatan saat isolasi mandiri di rumah. Antara lain:

  • Pengasuh harus selalu menggunakan masker, pelindung mata, sarung tangan sekali pakai, serta baju luar yang dapat dicuci.
  • Pengasuh juga disarankan mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah berinteraksi dengan anak yang terinfeksi.
  • Menjaga jarak (termasuk ketika menemani tidur).
  • Buang masker dan sarung tangan di tempat plastik khusus atau tempat sampah berbeda.
  • Bila pengasuh atau orangtua juga harus merawat anak lain yang negatif, maka lebih dulu yang harus dilakukan adalah mandi dan ganti pakaian bersih.
  • Cuci pakaian anak dan pakaian luar yang dikenakan pengasuh secara terpisah dari keluarga lain di rumah.
  • Jangan mengonsumsi makanan sisa anak atau menggunakan alat makan yang sama dengan anak terinfeksi.
  • Jaga kesehatan dan konsumsi suplemen vitamin.

5. Pemantauan yang harus dilakukan

5. Pemantauan harus dilakukan
Freepik/Kbza

Ketika anak yang terinfeksi Covid-19 harus melakukan isolasi mandiri di rumah, dr. Yogi meminta kepada para orangtua atau pengasuh untuk melakukan pemantauan sebanyak dua kali dalam sehari dengan melakukan pencatatan sebagai berikut:

  • Mengetahui tanda dehidrasi dan gejala lain.
  • Pastikan suhu anak normal 36,5 - 37,5 derajat celcius.
  • Laju napas stabil.
  • Saturasi oksigen normal >95%.
  • Asupan makanan bergizi seimbang, anak makan dengan baik dan tidak bermasalah.
  • Aktivitas anak berjalan normal dan tetap aktif.

Untuk laju napas stabil, tanda bahaya yang perlu Mama perhatikan berdasarkan usia anak adalah sebagai berikut:

  • Bayi berusia 2 bulan > 60 kali/menit
  • 2-11 bulan > 50 kali/menit
  • 1-5 tahun > 40 kali/menit
  • 5 tahun > 30 kali/menit

Selama pemntauan, pastikan untuk selalu membuat catatan ya, Ma. Sehingga Mama atau pengasuh dapat mengetahui apa saja gejala yang anak alami dan dapat dikomunikasikan dengan tenaga medis, terutama jika anak berada di luar nilai normal.

6. Obat dan alat yang perlu disediakan di rumah

6. Obat alat perlu disediakan rumah
Pexels/Karolina Grabowska

Untuk memantau kondisi anak yang harus melakukan isolasi mandiri di rumah, berikut adalah obat-obatan yang disarankan oleh dr. Yogi untuk disediakan di rumah. Antara lain:

  • Obat demam seperti paracetamol.
  • Multivitamin seperti vitamin C dan D dengan dosis yang sesuai usia anak.
  • Zink sebanyak 20 mg/hari selama 14 hari.

Untuk pemberian vitamin C berikut dosisi yang bisa Mama berikan pada anak sesuai dengan usia:

  • 1-3 tahun maksimal pemberian 400 mg/hari
  • 4-8 tahun maksimal pemberian 600 mg/hari
  • 9-13 tahun maksimal pemberian 1200 mg/hari
  • 14-18 tahun maksimal pemberian 1800 mg/hari

Sementara untuk pemberian vitamin D, berikut dosis pemberiannya sesuai dengan usia anak:

  • Kurang dari 3 tahun pemberiannya adalah 400 U/hari
  • Anak: 1000 U/hari
  • Remaja: 2000 U/hari
  • Remaja dengan obesitas: 5000 U/hari

Selain obat-obatan di atas, alat seperti termometer untuk mengukur suhu tubuh serta oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi juga disarankan oleh dr. Yogi sebagai alat yang perlu disediakan di rumah.

7. Selesai isolasi, apa saja yang perlu diperhatikan?

7. Selesai isolasi, apa saja perlu diperhatikan
Freepik/rawpixel.com

Dalam penjelasan yang dibagikan dr. Yogi, disebutkan bahwa umumnya gejala yang anak alami selama terinfeksi akan hilang setelah 14 hari dinyatakan positif. Hal ini berarti anak sudah dinyatakan bebas isolasai, Ma.

Namun, apa saja yang perlu diperhatikan ketika anak sudah selesai isolasi mandiri adalah sebagai berikut:

  • Melakukan pemeriksaan swab ulang setidaknya 10-14 hari setelah hari pertama timbul gejala, atau setelah swab pertama dinyatakan positif.
  • Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, disarankan untuk isolasi 10+3 hari bebas gejala.
  • Jika anak dengan gejala berat, umumnya masa penularan menajdi lebih panjang. Sehingga harus menunggu keputusan dokter kapan anak bisa selesai melakukan isolasi.

Itulah hal-hal yang perlu orangtua perhatikan jika anak dinyatakan positif Covid-19. Tetap tenang dan semangat selalu dalam mendampingi buah hati yang terinfeksi, Ma.

Stay safe and healthy dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Baca juga:

The Latest