Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Terkena Transverse Myelitis, Seorang Anak Alami Lumpuh Mendadak

kisah alisha
Instagram.com/skylandia.project

Setiap orangtua pasti ingin melihat anaknya tumbuh aktif dan sehat. Namun, bayangkan betapa hancurnya hati Mama ketika mendapati anak yang biasanya lincah berlari, tiba-tiba tak bisa menggerakkan kakinya sama sekali.

Inilah yang dialami oleh Ara, seorang mama yang harus mengalami kegelapan dunia usai mengetahui putrinya Alisha, didiagnosa mengidap penyakit langka yang membuatnya lumpuh mendadak.

Dalam salah satu interview yang dilakukannya, Mama Ara menjelaskan bagaimana kisah sang putri yang awalnya senang berlari sampai juara, kini harus berjuang bahkan untuk sekadar menggerakkan jempol kaki.

Melalui kisah ini, Popmama.com akan merangkumkan dari berbagai sumber mengenai penyakit yang diderita Alisha. Apa itu Transverse Myelitis, dan apakah penderitanya memiliki harapan untuk sembuh?

1. Kronologi: dari juara lari, hingga lumpuh mendadak

kisah Alisha
Instagram.com/skylandia.project

Dalam cerita yang dibagikan Mama Ara, kisah Alisha bermula seperti penyakit anak pada umumnya, yaitu demam.

Namun, pagi harinya berubah menjadi mimpi buruk bagi Alisha serta kedua orangtuanya. Saat itu, si Kecil yang dikenal sangat suka berlari itu tiba-tiba berteriak kesakitan dan mengeluh kakinya tidak bisa digerakkan.

Yang lebih mengkhawatirkan, sang Mama bercerita bahwa saat itu putrinya juga kehilangan kemampuan untuk buang air. Keluarga pun langsung membawanya ke IGD untuk mendapati penanganan yang cepat.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan yang awalnya masih belum jelas, akhirnya Mama Ara dan suami berinisiatif untuk membawa putrinya ke seorang dokter spesialis saraf.

Dari sinilah, sang dokter mendiagnosis Alisha dengan Transverse Myelitis yang menjadi salah satu penyakit langka pada anak-anak.

Dalam hitungan hari, anak yang dua minggu sebelumnya masih memenangi lomba lari, kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit yakni lumpuh dan tidak mampu menggerakkan fungsi tubuh dasarnya sendiri.

2. Melihat buah hati kesakitan adalah siksaan bagi orangtua

Selain membagikan kisah putrinya dalam sebuah interview online, Mama Ara dalam Instagram miliknya kerap membagikan kisah di balik perjalanan pengobatan sang putri.

Sebagai seorang mama, Mama Ara mengungkapkan bahwa momen tersulit dalam perjalanan pengobatan ini bukanlah biaya atau kelelahan, melainkan harus menyaksikan buah hatinya menahan rasa sakit.

Dalam sebuah unggahan yang menyentuh, Mama muda ini menuliskan curahan hati yang mewakili perasaan banyak orangtua yang berada dalam posisi serupa.

"Setiap prosedur, setiap obat yang masuk, semuanya kami jalani dengan satu harapan: agar anak kami bisa sembuh, agar dia bisa berjalan kembali, kami percaya keajaiban itu datang," tulisnya penuh haru.

Namun, di balik tekad itu, ada realita yang menghancurkan hati demi kesembuhan sang putri. "Tapi di balik semua itu, ada bagian yang paling berat—melihat anak kami kesakitan, berteriak, minta pulang... kami harus berusaha KUAT. kami hanya bisa menggenggam tangannya,, 'Kita lewati ini sama-sama ya kak.'"

3. Mulai perlihatkan peningkatan dari hasil pengobatan

Di tengah perjalanan panjang yang penuh dengan rasa sakit, secercah harapan mulai muncul. Mama Ara dengan penuh syukur membagikan kabar baik tentang perkembangan yang ditunjukkan Alisha.

Dalam unggahannya berjudul "Menjemput Kesembuhan" yang dibagikan dalam video singkat di Instagram, ia menceritakan bagaimana buah hatinya mulai menunjukkan kemajuan, langkah demi langkah yang penuh makna.

"Anak kami mulai berdiri… Lalu merangkak… Tapi untuk kemana-mana, ia masih menggunakan kursi roda.
Kadang, kami masih harus menggendongnya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain," jelas Mama Ara dalam keterangan unggahannya.

Perkembangan ini tentunya tak lepas dari semangat juang Alisha sendiri, yang meski harus menahan sakit dari setiap pengobatan, terus berusaha tanpa menyerah.

Dorongan terbesarnya adalah kerinduan untuk kembali bersekolah dan bermain bersama teman-temannya, sebagaimana yang kerap ia ucapkan kepada sang Mama.

Impian sederhana inilah yang menjadi motivasi kuat baginya untuk terus berjuang.

4. Apa itu Transverse Myelitis?

kisah Alisha
Instagram.com/skylandia.project

Lalu, apa sebenarnya Transverse Myelitis (TM) itu? Mengutip dari laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Transverse Myelitis adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh peradangan pada kedua sisi satu segmen saraf tulang belakang.

Peradangan ini dapat merusak selubung saraf (mielin), sehingga mengganggu komunikasi antara saraf tulang belakang dan seluruh tubuh. Salah satu gejalanya pun bisa seperti yang dialami Alisha, di antara lain:

  • Nyeri punggung bawah yang tajam.
  • Kelemahan otot di kaki atau tangan.
  • Gangguan sensasi (mati rasa, kesemutan, atau rasa terbakar).
  • Gangguan fungsi kandung kemih dan usus (sulit buang air kecil atau besar).

Untuk penyebab pasti dari penyakit ini sering kali tidak diketahui, tapi biasanya kondisi ini bisa dipicu oleh infeksi virus atau bakteri, serta gangguan sistem kekebalan tubuh (autoimun).

5. Apakah Transverse Myelitis bisa disembuhkan?

kisah Alisha
Instagram.com/skylandia.project

Ketika mengetahui kenyataan bahwa anak yang semula sangat ceria dan hobi berlari, kini harus terbaring lemah karena lumpuh mendadak, tentu kita sebagai orangtua bertanya-tanya apakah akan ada kesembuhan untuk mereka?

Mengutip dari laman Johns Hopkins Medicine, pemulihan dari Transverse Myelitis sangat bervariasi pada setiap anak. Banyak dari mereka yang menunjukkan pemulihan yang baik, tapi ada juga yang membutuhkan waktu cukup lama, mulai dari waktu singkat hanya 2 hingga 12 minggu setelah gejala mulai dan dapat berlanjut hingga 2 tahun.

Namun, tingkat pemulihan setiap pasien berbeda. Ada yang sembuh total, ada yang pulih dengan sisa kelemahan atau mati rasa, dan ada pula yang mengalami cacat permanen yang signifikan.

Itulah mengapa pengobatan berfokus pada mengatasi peradangan. Biasanya dengan terapi steroid atau IVIG seperti yang dijalani Alisha, dan terapi rehabilitasi medis, seperti fisioterapi, untuk membantu memulihkan fungsi otot dan mobilitas.

Seperti kasus yang dialami Alisha, tak ada usaha dan doa yang sia-sia, karena di balik diagnosis yang menakutkan, kini Alisha mulai perlihatkan perubahan signifikan untuk sekadar menggerakkan jempol kaki hingga berdiri.

Kisah ini menjadi perjuangan inspiratif orangtua dalam mendampingi anaknya untuk meraih kesembuhan. Selama masih ada keberanian untuk berharap, dan doa yang tak putus, keajaiban akan selalu menemukan jalannya.

Untuk semua anak dan orangtua di luar sana yang sedang berjuang, teruslah berharap karena harapan itu sendiri adalah awal dari kesembuhan.

Cepat sembuh untuk Alisha, semangat selalu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid