Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Tidak Dianjurkan saat Baru Lahir, Kapan Bayi Boleh Pakai Selimut?

Pexels/Antoni Shkraba Studio
Pexels/Antoni Shkraba Studio
Intinya sih...
  • Bayi boleh pakai selimut mulai usia 12 bulan, 18 bulan untuk prematur.
  • Risiko bahaya jika bayi di bawah 12 bulan menggunakan selimut.
  • Cara agar bayi tetap hangat tanpa selimut: membedong, mengenakan baju berlapis-lapis, suhu kamar sesuai.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memaikaikan selimut pada bayi memang tampak membuat nyaman. Namun, benda lembut yang menghangatkan badan ini ternyata berisiko saat digunakan oleh bayi. Menjaga kehangatan tubuh bayi, terutama saat baru lahir merupakan hal yang penting, tapi bukan berarti si Kecil harus langsung dibungkus dengan selimut tebal. 

Berbagai ahli kesehatan bayi menyarankan agar orangtua memakaikan selimut pada bayi di waktu yang tepat. Orangtua juga perlu berhati-hati dalam memakaikan selimut karena dapat meningkatkan risiko tercekik hingga kematian mendadak pada bayi (SIDS). 

Lalu, kapan sebenarnya bayi boleh mulai menggunakan selimut dengan aman? Berikut Popmama.com telah rangkum kapan bayi boleh pakai selimut. Yuk, simak penjelasannya!

Kapan Bayi Boleh Pakai Selimut?

Freepik/javi_indy
Freepik/javi_indy

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan orangtua untuk memberikan selimut pada bayi mulai dari usia 12 bulan. Namun, jika bayi terlahir prematur, disarankan untuk menggunakan selimut dari usia 18 bulan. Selimut memiliki risiko bahaya yang rendah jika digunakan saat bayi berusia minimal 12 bulan. 

Bayi yang berusia lebih dari 12 bulan telah memiliki kemampuan motorik yang sudah cukup tajam. Jika benda-benda, termasuk selimut, membuatnya tidak nyaman atau kesulitan bernapas, bayi dapat berguling dan mendorong selimut menjauhi wajah. 

Mama dapat mulai memperkenalkan selimut kepada si Kecil dengan selimut yang berbahan ringan, tidak terlalu berat atau tebal, dan memungkinkan untuk si Kecil mudah bernapas. 

Ini Alasan Kenapa Selimut Bahaya untuk Bayi

Freepik
Freepik

Bayi yang belum memasuki usia 12 bulan sangat tidak disarankan menggunakan selimut. Risiko bahaya jika bayi di bawah usia 12 bulan menggunakan selimut lebih tinggi, dibandingkan dengan bayi yang berusia 12 bulan ke atas. 

  1. Risiko sindrom kematian mendadak pada bayi

    Memakaikan selimut kepada bayi dibawah usia 12 bulan dapat meningkatkan risiko kematian mendadak (SIDS). Memasukkan barang-barang lembut apa pun di dalam boks bayi, seperti selimut, bantal, bumper boks bayi, atau boneka binatang, juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

  2. Risiko terjepit atau tercekik

    Tidur dengan selimut juga meningkatkan risiko bayi terjepit dan tercekik. Bayi yang belum memiliki kemampuan motorik dengan cukup, tidak akan bisa mendorong atau melepaskan selimut yang menutupi wajah. Hal ini dapat membuat bayi kesulitan bernapas. 

  3. Membuat bayi kepanasan

    Selimut yang tebal, berat, atau terlalu banyak lapisan dapat membuat bayi kepanasan. Bayi yang kepanasan akan menunjukkan gejala seperti kulit berkeringat, rambut yang lembap, dan napas yang cepat. Kondisi ini membahayakan bayi karena akan meningkatkan risiko kematian mendadak. 

Cara agar Bayi Tetap Hangat Tanpa Selimut

Freepik/wirestock
Freepik/wirestock

Meskipun tanpa selimut, ada berbagai cara lainnya yang dapat dilakukan untuk memastikan tubuh si Kecil tetap hangat. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Membedong bayi

    Membedong mengacu pada praktik membungkus bayi dengan selimut tipis atau kain untuk kehangatan dan keamanan. Membedong lebih aman dari memakaikan selimut karena membiarkan kepala bayi terekspos, sehingga tidak akan ada risiko pernapasan bayi terhambat.

    Bayi akan tetap hangat tanpa kontak langsung dengan orangtua dan akan meningkatkan kualitas tidur. Namun, penting untuk diingat bahwa bayi yang dibedong harus ditidurkan dalam posisi telentang. 

    Membedong menjadi opsi tepat yang aman untuk menghangatkan suhu bayi jika bisa bayi belum mencoba berguling. Jika bayi sudah mencoba untuk berguling, hentingan praktik ini karena dapat meningkatkan risiko mati lemas yang lebih tinggi saat bayi tidur tengkurap. 

  2. Mengenakan baju berlapis-lapis

    Selain membedong, Mama juga dapat memakaikan si Kecil baju yang berlapis-lapis. Namun, Mama harus tetap memastikan bahwa lapisan baju yang dikenakan tidak terlalu tebal. Aturan umumnya adalah mengenakan baju bayi satu lapis lebih banyak daripada yang biasanya Mama kenakan dalam situasi yang sama.

    Jika baju yang dikenakan terlalu tebal, akan membuat bayi sesak dan kepanasan. Bayi yang kepanasan dapat berisiko kematian mendadak. 

  3. Suhu kamar bayi tetap hangat

    Mama harus memastikan agar suhu kamar bayi sesuai, mulai dari 20 hingga 23 derajat Celcius. Namun, suhu ruangan ini dapat berbeda-beda sesuai kondisi si Kecil. 

Itulah penjelasan mengenai kapan bayi boleh pakai selimut. Yuk, mulai hindari penggunaan selimut saat bayi baru lahir demi keselamatan si Kecil, ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Dongeng untuk Bayi: Kisah Beruang Madu yang Mencuri Makanan

05 Des 2025, 19:20 WIBBaby