Mengeces adalah kejadian di mana si Kecil secara tiba-tiba dan spontan mengeluarkan air liur dari mulut. Kondisi mengeces ini adalah hal yang biasa, terutama bila ia hendak tumbuh gigi.
Tetapi, ada fakta-fakta lain mengenai si Kecil yang mengeces yang perlu Mama ketahui. Yuk, kita simak sama-sama.
Ini dikarenakan kemampuan si Kecil untuk mengontrol gerakan otot mulut dan kemampuan menelan masih lemah. Mereka tidak dapat menahan air liur di dalam mulut. Di usia 3 bulan, kelenjar air liur sudah mulai produktif tetapi otot oromotor yang lain belum maksimal.
Si Kecil yang sedang belajar mengoperasikan mainan atau pun benda dengan 2 tangan bisa mengeces saat sedang melakukan aktivitas motorik ini. Ini terjadi karena otak mereka konsentrasi penuh pada tangan sehingga "melupakan" kontrol terhadap otot mulut.
Mama jangan khawatir bila si Kecil suka mengeces. Menurut pakar, mengeces pada umumnya berhenti di usia 2 tahun.
Tetapi, bila si Kecil sudah berusia lebih dari 2 tahun dan masih mengeces dalam jumlah yang banyak, Mama bisa membawanya ke dokter spesialis tumbuh kembang anak.
Si Kecil yang lahir dengan memiliki kondisi medis tertentu seperti celebral palsy, memiliki kecenderungan untuk mengeces lebih sering dibanding dengan anak sebaya lainnya.
Beberapa kondisi medis lain memang melemahkan otot-otot mulut sehingga membuatnya tidak bisa mengontrol air liur keluar.
Hal ini disebabkan gigi si Kecil yang akan muncul ke permukaan gusi secara tidak langsung memicu produksi air liur yang lebih, sehingga mengakibatkan ia mengeces lebih banyak.
Air liur yang mengalir keluar di sekitar bibir dan bagian bawah mulut bisa mengakibatkan iritasi di kulit si Kecil seperti kulit menjadi merah-merah dan gatal. Ini karena reaksi bakteri dari dalam rongga mulut dengan kulit yang sensitif.
Efek samping dari penggunaan obat tertentu bisa mengakibatkan produksi air liur berlebih dan menyebabkan si Kecil mengeces.
Mama perlu memperhatikan asupan gizi si Kecil dengan memastikan ia tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan (buah, permen, atau camilan) yang memiliki rasa asam. Rasa asam memicu kelenjar air liur bekerja sehingga menyebabkan produksi air liur berlebihan dan berpotensi menyebabkan ia mengeces.
Hmmm, sebenarnya, kalau melihat makanan asam, Mama juga bisa mengeces ya?
Problem di area tumbuh kembang seperti tumbuh kembang terlambat dan dysphagia (kesulitan menelan) juga mempengaruhi frekuensi dan kuantitas mengeces si Kecil dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Mama bisa berkonsultasi dengan terapis atau dokter spesialis tumbuh kembang anak untuk membantunya dalam mengontrol gerakan mulut sehingga bisa mengurangi jumlah dan frekuensi dari mengeces.
Mama, pastikan kesehatan gigi dan gusi si Kecil dengan membantunya untuk rajin sikat gigi atau membilas gusi dengan handuk bersih yang sudah dibilas dengan air hangat. Gigi yang lubang secara tidak langsung akan mengakibatkan ia mengeces.
Semoga bermanfaat, ya, Ma!