- Kolin
- Folat
- Yodium
- Zat besi
- Asam lemak omega-3
- Protein
- Vitamin A, D, B6, dan B12
- Zinc (seng)
Studi: Makan 1 Butir Telur Sehari Tingkatkan Perkembangan Otak Bayi

- Telur bantu tingkatkan perkembangan otak bayi lewat DHA dan kolin.
- Mengandung 13 vitamin dan mineral penting untuk tumbuh kembang.
- Nutrisi dalam telur mudah diserap tubuh si Kecil.
Telur dikenal sebagai salah satu makanan bergizi yang hampir disukai semua orang, termasuk anak-anak, lho, Ma! Selain rasanya lezat dan mudah diolah, telur juga kaya akan nutrisi penting yang berperan besar dalam perkembangan otak si Kecil.
Beberapa kandungan penting dalam telur, seperti kolin, vitamin B12, dan protein, berfungsi membantu pembentukan dan fungsi otak yang optimal. Kolin bahkan disebut sangat penting untuk perkembangan otak yang normal serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan daya ingat.
Penelitian terbaru menemukan bahwa memberikan 1 butir telur setiap hari pada bayi mulai usia 6 bulan dapat membantu meningkatkan kadar nutrisi penting dalam darah, seperti kolin dan DHA.
Untuk lebih lengkapnya, yuk, simak penjelasan yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Nutrisi penting untuk perkembangan otak bayi

Mama tentu tahu, setiap nutrisi berperan penting bagi pertumbuhan otak si Kecil. Tapi ternyata, ada beberapa zat gizi yang punya peran lebih besar dalam mendukung perkembangan otak sejak dini.
Komite Nutrisi dari American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan beberapa nutrisi penting yang sebaiknya ada dalam menu si Kecil setiap hari:
Kombinasi nutrisi di atas sangat berperan dalam membangun struktur otak, menjaga fungsi kognitif, hingga meningkatkan kemampuan belajar si Kecil. Mama bisa mendapatkannya dari makanan alami seperti telur, ikan, daging, sayur hijau, dan biji-bijian.
2. Pentingnya kolin bagi perkembangan otak si Kecil

Kolin adalah salah satu nutrisi penting yang berperan besar dalam perkembangan otak si Kecil sejak ia lahir hingga masa pertumbuhan awalnya. Kolin membantu membentuk dan melindungi sel-sel otak, sekaligus mendukung proses pembentukan memori.
Tak hanya itu, kolin juga diperlukan untuk membentuk zat bernama asetilkolin, yaitu neurotransmitter yang bertugas mengirim sinyal antar sel saraf. Zat ini sangat penting untuk fungsi otot, daya ingat, dan konsentrasi. Artinya, kolin bukan hanya membantu otak si Kecil berkembang, tetapi juga membantu ia lebih aktif, responsif, dan memiliki koordinasi tubuh yang baik, dilansir dari laman Sophie’s Organics.
Karena tubuh bayi belum bisa memproduksi kolin secara maksimal, mereka sangat membutuhkan asupan dari makanan. Telur menjadi salah satu sumber kolin terbaik, mudah diolah menjadi MPASI, serta bisa dikonsumsi bayi mulai usia 6–12 bulan.
3. Satu butir telur sehari bisa tingkatkan perkembangan otak bayi

Beberapa penelitian terbaru menemukan bahwa makan satu butir telur setiap hari bisa membantu perkembangan dan fungsi otak bayi, lho, Ma! Telur bukan hanya makanan yang mudah ditemukan dan diolah, tapi juga menyimpan nutrisi penting yang dibutuhkan si Kecil pada masa pertumbuhan awalnya.
Sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa bayi yang mengonsumsi satu butir telur per hari mulai usia enam bulan memiliki kadar darah lebih tinggi dari dua nutrisi utama perkembangan otak, yaitu:
- DHA (docosahexaenoic acid), jenis omega-3 yang menjadi komponen utama jaringan otak dan penting untuk pertumbuhan serta fungsi otak bayi.
- Kolin, nutrisi mirip vitamin yang berperan besar dalam pembentukan memori, fungsi saraf, dan mengontrol otot.
Menariknya, telur bisa dibilang seperti “paket lengkap” untuk tumbuh kembang bayi. Di dalam satu butir telur, terdapat lebih dari 13 vitamin dan mineral penting, termasuk vitamin A, D, E, vitamin B kompleks, zat besi, kalsium, fosfor, zinc, hingga antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin. Ditambah lagi, nutrisi-nutrisi ini mudah diserap oleh tubuh si Kecil, sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.
4. Rekomendasi dokter anak dan ahli kesehatan

Dulu, Mama mungkin sering mendengar bahwa bayi sebaiknya tidak diberi telur terlalu dini karena takut alergi. Namun, pandangan ini kini sudah berubah, Ma!
Lembaga seperti American Academy of Allergy, Asthma & Immunology kini justru merekomendasikan agar orangtua mulai memperkenalkan telur setelah bayi berusia enam bulan, tentunya setelah Mama berkonsultasi dengan dokter anak.
Penelitian menunjukkan bahwa memperkenalkan makanan pemicu alergi lebih awal justru bisa membantu mencegah risiko alergi di kemudian hari. Bahkan, American Academy of Pediatrics (AAP) juga menganjurkan untuk memasukkan telur dalam beberapa bulan pertama setelah si Kecil mulai MPASI, dilansir dari laman Motherly.
Saat menyajikan telur, pastikan Mama membuatnya dalam bentuk orak-arik lembut atau dipotong kecil agar mudah dikunyah dan aman untuk bayi. Dengan begitu, si Kecil bisa menikmati manfaat telur tanpa risiko tersedak.
5. Tips aman memberikan telur untuk bayi

Sebelum diberikan kepada bayi, telur harus diolah dengan benar agar aman dikonsumsi. Berikut beberapa panduan yang bisa Mama ikuti:
- Masak telur hingga matang sempurna untuk menghindari bakteri seperti Salmonella.
- Sajikan dalam bentuk yang lembut seperti telur orak-arik (scrambled) atau telur kukus yang mudah ditelan.
- Kenalkan perlahan, mulai dari 1–2 sendok, dan perhatikan apakah ada reaksi alergi seperti ruam, gatal, atau sesak napas.
- Jika tidak ada reaksi alergi, Mama bisa menambah porsinya secara bertahap.
- Hindari mencampur telur dengan garam atau gula berlebihan karena ginjal bayi belum siap memprosesnya.
Dengan cara penyajian yang tepat, telur bisa jadi asupan yang aman, bergizi, dan mudah disukai si Kecil. Teksturnya pun bisa disesuaikan, mulai dari telur orak-arik lembut hingga dicampur dengan bubur atau sayuran.
Nah, itulah penjelasan mengenai studi tentang satu butir telur sehari bisa meningkatkan perkembangan otak bayi!
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan untuk Mama.



















