Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

VATS, Metode Baru Bedah Rongga Dada, Bisa untuk Tindakan pada Pasien Anak

dr. Ermono selesai menyampaikan
Popmama.com/Imtiyaz Putri

Mendengar kata “operasi” saja sudah cukup membuat hati orangtua berdebar, apalagi jika yang harus menjalaninya adalah anak sendiri. Kekhawatiran tentang risiko, rasa sakit, hingga lama masa pemulihan sudah pasti langsung memenuhi pikiran. 

Perkembangan teknologi medis kini membawa harapan baru bagi Mama dan Papa yang sedang menghadapi situasi ini. Salah satu terobosan yang patut diketahui adalah VATS, atau Video Assisted Thoracoscopic Surgery. Metode ini dapat diterapkan dalam operasi rongga dada, dengan lebih minim risiko dibandingkan bedah torakotomi terbuka.

Dengan VATS, pembedahan pada rongga dada tidak lagi harus dilakukan dengan sayatan besar. Metode ini menghasilkan luka yang jauh lebih kecil dan pemulihan yang berlangsung lebih cepat. Metode ini juga dapat diterapkan untuk pasien anak, tentunya dengan penilaian medis yang cermat. 

Apa itu VATS dan bagaimana VATS bekerja untuk bedah anak? Simak penjelasan dr. Ermono Superaya, Sp. B.T.K.V, FIATCVS, Dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular RS Pondok Indah. nya pada artikel Popmama.com berikut, yuk!

Apa itu VATS?

Ilustrasi membedah dada
Neumarksurgery.com

VATS adalah singkatan dari Video Assisted Thoracoscopic Surgery, atau bedah dada minimal invasif dengan bantuan video.

Dengan metode ini, alih-alih melakukan pembedahan besar, operasi cukup dilakukan dengan satu sayatan kecil (sekitar 4–5 cm) atau beberapa sayatan kecil berukuran kurang lebih 2 cm. VATS merupakan metode bedah modern yang menjadi alternatif dari torakotomi terbuka.

Teknik ini menggunakan kamera yang dimasukkan ke dalam rongga dada untuk membantu dokter dalam melakukan operasi. Karena bersifat minimal invasif, metode ini menghasilkan bekas luka yang lebih kecil dan memungkinkan proses pemulihan yang lebih cepat.

Bagaimanapun, penggunaan metode ini tidak asal dipakai. Dokter baru dapat menindak apabila diindikasi bahwa pasien memang memerlukan operasi bedah tersebut.

“VATS ini dilakukan ketika kasusnya sudah advanced, kompleks, kalau memang benar-benar memerlukan pembedahan. Operasi dalam rongga dada itu cukup banyak. Tentu harus didiagnosis lebih dahulu sehingga kita bisa putuskan tindakannya,” jelas dr. Ermono.

Semua bagian dalam rongga dada dapat dioperasi menggunakan metode ini, mulai dari esofagus hingga jantung.

Kriteria Pasien Anak untuk Tindakan VATS

dr. Ermono sedang menjelaskan VATS
Popmama.com/Imtiyaz Putri

Meskipun prosedur Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) telah terbukti efektif dan aman untuk berbagai kondisi toraks, tidak semua pasien anak dapat langsung ditindak dengan metode ini. 

VATS umumnya dapat dilakukan pada anak dengan berat badan minimal sekitar 30 kilogram atau pada usia rata-rata di atas 12 tahun, saat rongga toraks sudah cukup berkembang. 

“Idealnya, volume rongga dada sudah mencapai lebih dari 2 liter, baik kanan maupun kiri, agar kamera dan instrumen bedah dapat dimasukkan,” jelas dr. Ermono.

Sebaliknya, prosedur ini belum dapat diterapkan pada pasien bayi. Hal ini disebabkan karena rongga dada bayi yang sangat kecil belum memungkinkan untuk penggunaan peralatan VATS saat ini. 

“Kameranya saja berdiameter 3 mm, dan belum tersedia perangkat yang cukup mikro dan efektif untuk prosedur minimal invasif pada bayi,” tambahnya. 

Oleh karena itu, untuk kasus pada bayi, tindakan bedah toraks masih harus dilakukan melalui torakotomi terbuka.

Bagaimana Cara Kerja VATS?

Ilustrasi uniportal
Casereports.bmj.com

Saat melakukan operasi pada rongga dada, salah satu tantangan utama adalah posisi organ yang terlindungi oleh tulang iga. 

Umumnya, ada dua pendekatan yang digunakan: membuka ruang di antara tulang iga atau "mengintip" melalui celah sempit di balik tulang tersebut.

VATS bekerja dengan menggunakan kamera kecil dan instrumen bedah yang dimasukkan melalui satu atau beberapa lubang kecil di dinding dada. Gambar dari kamera tersebut ditayangkan secara real-time ke monitor, sehingga dokter dapat melakukan prosedur dengan presisi tinggi tanpa harus membuka dada secara lebih lebar.

Prosedur ini merupakan hasil perkembangan dari teknik bedah konvensional. Awalnya, operasi dada dilakukan dengan torakotomi terbuka, yaitu membuat sayatan besar di dinding dada. 

Seiring waktu, berkembanglah metode torakoskopi, lalu muncul VATS sebagai bentuk bedah minimal invasif yang lebih canggih. Kini, metode ini telah berkembang lebih lanjut menjadi uniportal VATS.

“VATS sendiri pertama kali masuk ke Indonesia di tahun 2000-an. Namun sekarang ada perkembangannya sehingga bisa menggunakan uniportal VATS,” jelas dr. Ermono.

Istilah "uniportal" merujuk pada teknik di mana semua instrumen, termasuk kamera dan alat bedah, dimasukkan melalui satu lubang kecil di dada. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan jumlah sayatan seminimal mungkin, mengurangi nyeri pascaoperasi, dan mempercepat pemulihan pasien.

Efektif untuk Hampir Seluruh Kasus Rongga Dada

Hiperhidrosis
Care.choc.org

Penyakit pada organ-organ di rongga dada termasuk kondisi serius yang umumnya harus segera ditangani. 

“Kasus tumor paru adalah penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Yang pertama penyakit jantung, lalu tumor paru, kemudian kanker payudara,” tegas dr. Ermono.

Metode VATS bisa digunakan untuk hampir semua tindakan bedah di rongga dada, mulai dari operasi lobektomi (pengangkatan sebagian besar lobus paru-paru), biopsi untuk menegakkan diagnosis kanker paru, operasi untuk mengatasi hiperhidrosis (keringat berlebih), penanganan kelebihan cairan di rongga dada maupun jantung, hingga reseksi tumor paru.

Dengan peralatan yang canggih dan teknik minimal invasif, prosedur ini hanya memerlukan sayatan kecil. Hal ini membuat proses penyembuhan lebih cepat, nyeri lebih ringan, dan bekas luka lebih minimal. 

“Ini adalah modalitas terbaik untuk operasi-operasi pada kasus rongga dada,” tutupnya.

Metode ini juga sudah dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di RS Pondok Indah, teknik VATS pertama kali digunakan sejak tahun 2000 dengan metode triportal (tiga sayatan), dan kini sudah berkembang menjadi teknik uniportal, cukup dengan satu sayatan kecil di bagian tengah dada.

Nah, Ma, itu dia penjelasan mengenai metode bedah VATS dan bagaimana VATS bekerja untuk bedah anak. Metode ini akan mengurangi rasa sakit yang dihasilkan pascaoperasi dan pemulihan yang lebih cepat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us