Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Ajarkan Anak 6 Langkah Pertolongan Pertama untuk Cardiac Arrest

Gambar ambulans
Pexels/Kaboompics.com
Intinya sih...
  • Tempatkan korban di tempat aman, hindari potensi bahaya
  • Amati respon korban, periksa kesadaran dan tanda-tanda bernapas
  • Telepon panggilan darurat secepat mungkin untuk meminta bantuan medis

Tahukah Mama bahwa henti jantung, atau cardiac arrest, merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia? 

Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada 2016, penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu secara global, dengan angka mencapai 18,6 juta dari total 39,5 juta kematian di seluruh dunia. 

Di Amerika Serikat saja, jumlah kasus in-hospital cardiac arrest (IHCA) diperkirakan mencapai 200 ribu kasus per tahun, dan hanya kurang dari 20% pasien yang berhasil diselamatkan.

 Sementara itu, di Indonesia, prevalensi cardiac arrest diperkirakan sekitar 10 dari setiap 10.000 orang normal berusia di bawah 35 tahun, dengan total kasus mencapai 300.000 hingga 350.000 kejadian setiap tahunnya. 

Berdasarkan data rekam medis salah satu rumah sakit swasta di Kota Semarang, rata-rata terdapat 65 kasus cardiac arrest dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2018–2020)

Karena itu, semakin jelas bagi kita bahwa henti jantung adalah kondisi serius yang masih menjadi ancaman dan bisa terjadi kapan saja.

Henti jantung dapat terjadi secara tiba-tiba, bahkan hanya dalam hitungan detik. Penyebabnya pun beragam, mulai dari kelainan irama jantung, riwayat serangan jantung sebelumnya, hingga benturan mendadak yang memengaruhi fungsi jantung. 

Saat kondisi ini terjadi, tindakan yang paling penting dan harus segera dilakukan adalah resusitasi jantung paru (RJP).

Itulah mengapa penting bagi setiap orang untuk mengetahui langkah-langkah penanganan darurat yang tepat saat menghadapi situasi seperti ini. Mama juga bisa mulai mengenalkan konsep RJP kepada anak-anak dengan cara yang sederhana, misalnya lewat perantara media boneka. 

Meski anak-anak belum bisa melakukan pertolongan langsung, mereka bisa belajar memahami apa yang sedang terjadi dan tahu tindakan awal yang bisa mereka lakukan, seperti belajar cara menelepon nomor darurat. 

Pengetahuan dasar ini bisa menjadi bekal penting bagi mereka di masa depan, terutama dalam menghadapi situasi darurat dengan lebih tenang dan tanggap.

Dalam artikel ini, Popmama.com akan membahas langkah resusitasi jantung paru pada pasien dengan cardiac arrest. Simak penjelasannya baik-baik ya, Ma, karena informasi ini bisa menjadi penyelamat nyawa.

1. Tempatkan korban di tempat aman

Amankan area sekitar
Youtube.com/Pembinaan Potensi BASARNAS

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa lokasi tempat korban berada aman, baik untuk korban, penolong, maupun orang-orang di sekitarnya. 

Pastikan tidak ada potensi bahaya seperti lalu lintas kendaraan, kabel listrik, atau benda tajam.

Setelah itu, barulah korban bisa dipindahkan atau dibaringkan di permukaan yang datar dan keras untuk mempermudah proses resusitasi.

2. Amati respon korban

Cek kesadaran
Youtube.com/Pembinaan Potensi BASARNAS

Periksa apakah korban menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Coba panggil namanya dan berikan rangsangan ringan, seperti menepuk bahu. 

Setelah itu, amati apakah korban bernapas dan periksa nadinya di bagian pergelangan tangan atau leher. 

Jika tidak ada respons, tidak bernapas, dan nadi tidak terasa, berarti korban dalam kondisi henti jantung dan perlu segera dilakukan RJP.

3. Telepon panggilan darurat

Telepon 112
Pexels/cottonbro studio

Segera hubungi layanan darurat (112 di Indonesia) untuk meminta bantuan medis secepat mungkin. Bila ada orang lain, bagi tugaslah dengan meminta orang lain untuk menelepon dan ada yang tetap berada di sisi korban. Semakin cepat bantuan profesional datang, semakin besar peluang korban untuk diselamatkan.

4. Gunakan pangkal telapak tangan untuk melakukan kompresi dada

Kompresi kedua
Youtube.com/Pembinaan Potensi BASARNAS

Letakkan pangkal salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban, tepat di antara kedua tulang rusuk. 

Letakkan tangan yang satu lagi di atasnya, lalu kaitkan jari-jari. 

Pastikan posisi tangan tidak berubah selama melakukan kompresi agar tekanan tetap efektif.

5. Gerakkan tangan 30 kali per siklus

Kompresi pertama
Youtube.com/Pembinaan Potensi BASARNAS

Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali dalam satu siklus. Tekan dada korban secara ritmis dan kuat, dengan kecepatan sekitar 100–120 tekanan per menit. Pastikan lengan tetap lurus dan gunakan berat dari badan untuk memberikan tekanan, bukan hanya tenaga dari tangan.

6. Amati kembali respon korban

Cek nafas dan nadi kembali
Youtube.com/Pembinaan Potensi BASARNAS

Setelah satu siklus kompresi, periksa kembali apakah korban mulai bernapas atau nadinya mulai terasa. Jika nadi dan napas belum kembali, lanjutkan kompresi selama 5 siklus (sekitar dua menit), lalu amati ulang. 

Namun jika korban mulai menunjukkan tanda-tanda sadar, segera posisikan tubuh korban menyamping menghadap ke arah penekan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan mencegah korban tersedak.

Nah, Ma, itu dia  langkah resusitasi jantung paru untuk korban yang mengalami henti jantung mendadak. Mama bisa mengajarkan langkah-langkah ini ke anak dengan mencoba latihan menggunakan boneka.

Untuk anak-anak, fokus utama adalah membangun kesadaran akan pentingnya membantu, mengenali situasi darurat, dan pentingnya untuk segera meminta bantuan. Mereka belum perlu melakukan RJP penuh, tetapi bisa dikenalkan prinsip-prinsip dasarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us