Apa yang Harus Diberi Tahu ke Anak Tentang Identitas Dirinya?

Pemahaman identitas diri adalah kemampuan anak untuk mengetahui siapa dirinya, apa yang membedakannya dari orang lain, keterampilan yang dimiliki, serta peran dalam keluarga dan lingkungan.
Pengetahuan ini bukan hanya membantu anak merasa percaya diri, tetapi juga membentuk cara mereka mengambil keputusan, bersosialisasi, dan menghargai orang lain.
Anak yang mengenal dirinya akan lebih mudah mengelola emosi, mengembangkan potensi, dan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi.
Orangtua punya peran penting dalam proses ini melalui percakapan sehari-hari dengan memberikan contoh, serta pembiasaan positif yang membuat anak merasa aman untuk mengekspresikan diri.
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai apa yang harus diberi tahu ke anak tentang identitas dirinya? Disimak ya, Ma!
1. Mengetahui siapa dirinya

Anak perlu memahami siapa dirinya secara sederhana namun jelas, Ma. Salah satu cara yang efektif adalah membantu anak mendeskripsikan dirinya menggunakan tiga kata yang mencerminkan sifat atau kepribadiannya.
Misalnya “penyayang, rajin, kreatif” atau “ceria, sabar, berani”. Proses ini mendorong anak untuk mengenali karakter positif dalam dirinya dan mulai membentuk citra diri yang sehat.
Orangtua bisa membantu dengan memberikan pertanyaan pemancing seperti, “Apa yang paling kamu suka lakukan?”, “Apa yang sering orang bilang tentang kamu?”, atau “Apa yang membuat kamu merasa bangga?”
Dari sini, anak akan belajar memilih kata-kata yang sesuai untuk menggambarkan dirinya, sekaligus memahami bahwa setiap orang memiliki sifat yang berbeda.
2. Mengetahui perbedaan dirinya dengan orang lain

Ma, anak perlu memahami bahwa dirinya memiliki ciri yang membedakannya dari orang lain. Perbedaan ini bisa terlihat dari penampilan fisik, sifat, kebiasaan, minat, atau cara berpikir.
Contohnya, ada anak yang lebih cepat berlari, ada yang pandai menggambar, atau ada yang suka membaca buku cerita. Menyadari perbedaan ini bisa membantu anak menerima dirinya apa adanya dan menghargai keberagaman orang di sekitarnya.
Mama dan Papa dapat mengajarkan hal ini melalui perbandingan yang positif, misalnya, “Kakak suka bermain bola, sedangkan adik suka menggambar. Keduanya sama-sama hebat, hanya berbeda kesukaannya aja.”
Dengan cara ini, anak belajar bahwa perbedaan bukan untuk dibandingkan secara negatif, melainkan untuk dihargai sebagai sesuatu yang membuat setiap orang istimewa dalam caranya sendiri.
3. Mengetahui keterampilan yang dimiliki

Anak perlu menyadari keterampilan atau kemampuan yang sudah dimilikinya, sekaligus mengenali bidang yang ingin dipelajari atau dikembangkan.
Keterampilan ini bisa bersifat akademis, seperti berhitung atau membaca, maupun non-akademis, seperti bermain musik, berenang, atau berolahraga.
Dengan mengetahui kemampuan yang sudah ada, anak akan lebih percaya diri dan termotivasi untuk terus berlatih.
Orangtua bisa membantu dengan memberikan feedback positif ketika anak menunjukkan suatu kemampuan, misalnya, “Wah, kamu keren banget! Gambaran orangnya cantik banget, bajunya juga bagus"
Setelah itu, ajak anak memikirkan keterampilan baru yang ingin dipelajari, seperti “Belajar menulis cerita” atau “Belajar memasak sederhana”. Proses ini menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar yang berkelanjutan.
4. Mengetahui penyebab rasa sedih

Anak perlu memahami situasi atau peristiwa yang dapat membuatnya merasa sedih. Kesadaran ini membantu anak mengenali emosinya, mengungkapkannya dengan tepat, dan mencari cara yang sehat untuk mengatasinya.
Rasa sedih bisa muncul dari berbagai hal, seperti kehilangan mainan favorit, bertengkar dengan teman, tidak diajak bermain, atau merasa gagal dalam suatu usaha.
Nah, di sini Mama dan Papa dapat mendampingi anak dengan mengajak berbicara secara terbuka tentang perasaannya.
Gunakan kalimat yang memudahkan anak bercerita, seperti, “Apa yang membuat kamu merasa sedih hari ini?” atau “Kamu kelihatan murung, mau cerita?”
Dengan begitu, anak terbiasa mengenali emosinya dan belajar menenangkan diri, misalnya dengan bercerita, beristirahat, atau melakukan kegiatan yang disukai.
5. Mengetahui silsilah keluarga

Anak perlu memahami hubungan kekerabatan dalam keluarganya mulai dari kakek dan nenek, paman dan bibi, hingga sepupu.
Hal ini akan membantu anak merasa terhubung dengan keluarganya, memahami perannya, dan menjaga rasa kekeluargaan.
Orangtua dapat menjelaskan secara sederhana dengan menyebutkan bahwa kakek dan nenek memiliki sejumlah anak yang merupakan paman atau bibi anak. Dari paman dan bibi tersebut lahirlah anak-anak yang berarti sepupu anak.
Contoh penjelasan yang mudah dipahami adalah “Cucu nenek adalah sepupumu sedangkan anak mama adalah kamu dan kakak atau adikmu”.
Agar lebih menarik, Mama dan Papa bisa lho menggunakan gambar pohon keluarga dengan foto atau nama anggota keluarga untuk menjelaskan pada anak.
Kegiatan ini tidak hanya membantu anak menghafal nama dan hubungan kekerabatan tetapi juga mengenalkan sejarah keluarganya sendiri.
Nah, itulah informasi mengenai apa yang harus diberi tahu ke anak tentang identitas dirinya? Semoga bermanfaat ya, Ma!



















