Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Permainan Seru: 7 Aktivitas Ajarkan Anak untuk Set Boundaries

Anak bercakap dengan sesamanya
Pexels/RDNE Stock Project

Mama tentu sudah memahami betapa pentingnya mengajarkan sex education sejak dini kepada anak. Salah satu aspek yang sangat krusial dalam pendidikan ini adalah bagaimana mengajarkan anak untuk memahami dan menetapkan batasan diri (boundaries).

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Anak perlu mengetahui bahwa ia tidak boleh sembarangan melanggar batasan orang lain, begitu pula sebaliknya, orang lain tidak boleh melanggar batasan yang ditetapkan olehnya. 

Dengan memahami konsep boundaries, anak akan memiliki kepercayaan diri untuk berkata ‘tidak’ ketika berada dalam situasi yang tidak nyaman, serta mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Namun, apakah konsep ini cukup jika hanya diajarkan secara verbal? Anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa yang bisa memahami melalui penjelasan panjang lebar. Mereka membutuhkan pendekatan yang lebih menyenangkan dan interaktif agar proses belajar menjadi pengalaman yang positif dan berkesan.

Oleh karena itu, dalam artikel ini Popmama.com akan mengulas 7 aktivitas ajarkan anak untuk set boundaries. Yuk, baca sampai selesai dan praktikkan bersama si Kecil di rumah!

1. Membaca dongeng dengan tema tertentu

Mama menceritakan dongeng ke anak
Pexels/cottonbro studio

Mendongeng sebelum tidur adalah cara klasik yang tetap efektif untuk membantu anak belajar, terutama bagi mereka yang belum bisa membaca sendiri. 

Untuk mengenalkan konsep boundaries, Mama bisa memilih dongeng dengan bahasa sederhana dan tema yang relevan, seperti “Bagaimana Mengatakan Tidak” atau “Apa yang Tidak Boleh Disentuh.” 

Cerita-cerita seperti ini membantu anak memahami batasan diri dengan cara yang menyenangkan. Metode ini sangat cocok untuk anak usia 2–4 tahun karena sesuai dengan tahap tumbuh kembang mereka.

2. Membuat poster

Anak menggambar poster
Pexels/Anastasia Shuraeva

Pada usia 5 tahun, anak-anak sedang gemar-gemarnya menggambar dan mengekspresikan diri secara visual. Aktivitas ini bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan konsep boundaries dengan cara yang menyenangkan. 

Ajak anak membuat poster berisi pesan-pesan positif yang Mama tentukan sendiri, seperti “Aku berani menolak jika aku tidak suka,” atau “Kita harus ciptakan lingkungan yang aman bagi sesama.” 

Sambil menggambar dan mewarnai, anak belajar menyerap nilai-nilai penting tentang menghargai diri sendiri dan orang lain.

3. Berlatih percakapan

Anak bercakap bersama Mama dan kakaknya
Pexels/Elina Fairytale

Mama bisa membuat script percakapan sederhana yang berisi beberapa skenario saat seseorang melanggar batas pribadi anak. 

Ajak anak memerankan adegan-adegan ini untuk melatih bagaimana mereka bisa merespons, misalnya dengan berkata, “Tolong jangan sentuh aku,” atau “Aku tidak nyaman dengan itu.” 

Latihan ini tidak hanya memperkuat keberanian anak, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam mengekspresikan perasaan dan menjaga diri saat berada dalam situasi yang tidak nyaman.


4. Menjadi robot

Anak bermain robot
Pexels/Pavel Danilyuk

Bermain peran adalah aktivitas yang menyenangkan sekaligus merangsang kemampuan berpikir kritis anak. 

Saat berperan sebagai karakter lain, anak belajar mengambil keputusan dan memahami perspektif berbeda. 

Cobalah bermain pura-pura menjadi robot yang dilengkapi sensor. Sensor ini akan "berbunyi" jika ada objek, termasuk orang, yang terlalu dekat atau melewati batas yang sudah ditentukan. 

Ketika batasan tersebut dilanggar, anak atau Mama bisa mengatakan, “Bip... bip... peraturan telah dilanggar!” Melalui permainan ini, anak jadi lebih memahami konsep boundaries secara konkret, sambil tetap bermain dengan gembira.

5. Bendera warna

Anak memegang  bendera
Pexels/Ron Lach

Aktivitas ini bertujuan untuk melatih anak mengenali dan merespons situasi berdasarkan kenyamanan mereka sendiri. Berikan anak dua bendera kecil berwarna merah dan hijau. Siapkan beberapa kartu yang berisi skenario atau situasi, misalnya: “Seorang teman menarik tanganmu tanpa izin,” atau “Guru meminta bantuanmu merapikan kelas.” 

Minta anak mengangkat bendera hijau jika mereka merasa situasi tersebut aman dan bisa diterima, atau bendera merah jika mereka merasa tidak nyaman dan tidak setuju. 

Kegiatan ini membantu anak mengembangkan kesadaran akan hak-hak tubuh mereka dan belajar bahwa penting untuk mengenali serta menghormati perasaan sendiri.

6. Peta batasan

Anak menggambar peta
Pexels/Thirdman

Berikan anak selembar kertas besar (misalnya ukuran A3) dan ajak mereka untuk menggambar versi mereka sendiri dari dunia yang menurut mereka aman. Minta mereka mengisi peta ini dengan hal-hal yang mereka anggap positif, seperti tempat favorit, orang yang mereka percayai, atau situasi yang membuat mereka merasa nyaman.

Setelah itu, di balik kertas atau pada bagian lain, minta mereka menggambarkan dunia yang tidak aman, isinya adalah gambar dari hal-hal yang menurut mereka mengganggu atau membuat mereka tidak nyaman. 

Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tapi juga mendorong anak untuk lebih memahami batasan pribadi mereka secara visual dan reflektif.

7. Mading tentang emosi

Anak menggunting dan menempel
Pexels/Artem Podrez

Aktivitas ini mengajak anak untuk lebih mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka. Siapkan papan besar dan berbagai bahan seperti potongan majalah, stiker, gambar, atau koran bekas. 

Ajak anak membuat kolase yang menggambarkan emosi mereka, baik yang positif maupun negatif. Mereka bisa menempelkan gambar yang menurut mereka mewakili rasa senang, takut, marah, atau sedih. 

Lewat kegiatan ini, anak belajar bahwa semua emosi itu valid dan penting untuk dikenali. Ini juga menjadi langkah awal untuk membentuk empati serta kemampuan mengomunikasikan perasaan dengan lebih baik.

Itu dia 7 aktivitas ajarkan anak set boundaries. Permainan-permainan di atas sangat terjangkau lho untuk didapatkan bahan-bahannya. Coba di rumah yuk, Ma!

Share
Editorial Team