5 Tanda Anak Alami Gangguan Sensori Pengecapan Bikin Anak Susah Makan

Gejalanya sering dianggap normal terjadi, padahal bisa berdampak buruk!

16 Agustus 2023

5 Tanda Anak Alami Gangguan Sensori Pengecapan Bikin Anak Susah Makan
cdn.cnn.com

Tahukah Mama, bahwa si Kecil memiliki 7 sensori, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba, keseimbangan, dan gerak antar sendi.

Sejak bayi hingga dewasa, sistem saraf bekerja untuk dapat membaca informasi yang didapat setiap hari. Tubuh berusaha untuk membaca perintah tersebut dan merespon sesuai informasi yang didapat.

Namun, pada sebagian anak, terjadi gangguan terhadap sensori di tubuh mereka, sehingga sensori tersebut tidak bekerja secara optimal.

Salah satu gangguan sensori yang dialami si Kecil namun sering mengecoh adalah gangguan pada sensori perasa.

Sudahkah Mama familiar dengan taste disorder atau gangguan yang terjadi pada sensori perasa?

Berikut tanda anak alami gangguan sensori pengecapan yang telah dirangkum oleh Popmama.com. Mama juga bisa temukan solusi yang bisa dicoba untuk sembuh dari gangguan sensori ini. Selamat membaca, Ma!

Mengenal Pentingnya Gangguan Sensori Pengecapan

Mengenal Penting Gangguan Sensori Pengecapan
TikTok.com/dr_dhanisomodihardjo

Melalui akun TikTok dr_dhanisomodihardjo dijelaskan bahwa sistem sensori atau yang disebut dengan indera merupakan suatu sistem yang memungkinkan kita untuk merasakan dunia luar.

Salah satunya, adalah daerah sensori pengecapan atau lidah. dr. Dhani Somodihardjo yang merupakan dokter anak juga menyebutkan betapa pentingnya sensori pengecapan untuk merasakan tekstur dari makanan yang dimakan.

Jika sesuatu terjadi pada lidah, maka semua makanan yang masuk ke dalam mulut akan terasa hambar dan akan membuat nafsu makan menurun.

Sayangnya, gejala gangguan sensori pengecapan sering dianggap wajar.

Sehingga, banyak orangtua yang terkecoh dan tidak sadar bahwa si Kecil mengalami gangguan sensori pengecapan.

5 Tanda Anak Alami Gangguan Sensori Pengecapan

5 Tanda Anak Alami Gangguan Sensori Pengecapan
TikTok.com/dr_dhanisomodihardjo

Sama seperti penyakit lain, gangguan sensori pengecapan juga akan menunjukkan gejala yang bisa Mama kenali. dr. Dhani Somodihardjo menjabarkan lima tanda anak mengalami gangguan sensori pengecapan, antara lain:

1. Anak sering mengalami picky eater

1. Anak sering mengalami picky eater

Penyebab anak menjadi picky eater adalah karena si Kecil akan merasa aneh jika ada tekstur makanan yang berbeda dari yang biasa mereka makan.

Terdengar biasa bukan, Ma? Apalagi, jika si Kecil saat ini ada di tahap mulai mengenal tekstur.

Jika biasanya ia mengonsumsi bubur dan mulai mencoba nasi tim, biasanya si Kecil butuh waktu untuk merasakan perubahan tekstur yang dialami.

Hal serupa juga terjadi saat si Kecil mendapatkan rasa makanan yang lebih tajam atau lebih asam. Si Kecil akan langsung menolak, karena respon sensori mereka tidak berjalan dengan baik.

2. Anak menjadi sulit diajak sikat gigi

2. Anak menjadi sulit diajak sikat gigi

Serupa dengan kejadian picky eater, saat sikat gigi Mama akan memasukkan sikat gigi dan pasta gigi ke dalam mulut si Kecil.

Bagi mereka yang mengalami gangguan sensori pengecapan akan terganggu dengan bulu-bulu sikat gigi serta pasta gigi yang masuk ke mulut.

Bahkan, ada pula anak-anak yang merasa terganggu jika merek pasta gigi diganti. Semua terjadi karena persepsi anak terhadap rasanya yang tidak biasa, sehingga terasa aneh.

3. Anak sering mengemut makanan

3. Anak sering mengemut makanan
sohucs.com

Mungkin selama ini Mama menganggap ini adalah hal yang wajar. Namun, hal ini berubah menjadi sesuatu yang tidak wajar jika si Kecil terus menerus membuang makanan yang masuk ke dalam mulutnya.

Padahal, saat si Kecil mengemut makanan, adalah pertanda ia tidak mampu untuk mengunyah atau menelan dengan baik.

Akhirnya, mereka memilih untuk mendiamkan makanan di mulut hingga kering, dan kemudian memuntahkan makanannya.

Editors' Pick

4. Anak sering mengiler

4. Anak sering mengiler
blogspot.com

Memang benar, jika hampir semua anak kecil mengiler. Namun, dr. Dhani Somodihardjo menegaskan bahwa ada batasan umur saat manusia masih diwajarkan mengiler.

Usia ngiler yang normal pada anak akan ditemukan pada usia 6-9 bulan saat bayi mulai mengucapkan kata-kata.

Memasuki usia 18 bulan, bayi yang mengiler masih dikatakan normal, walaupun pada usia ini, mengiler tidak didapatkan di setiap saat.

Mengiler dikatakan abnormal jika masih terjadi pada anak berusia 3-4 tahun. Mama patut waspada jika si Kecil masih mengiler di usia ini, karena bisa menjadi tanda gangguan sensori pada lidah.

5. Anak sering memasukkan barang ke mulut

5. Anak sering memasukkan barang ke mulut
Unsplash

Ma, coba deh perhatikan si Kecil. Jika di usia 1-2 tahun ia masih gemar mengemut sesuatu, ini bisa menjadi tanda yang kurang baik.

Memasukkan barang ke mulut bisa menjadi cara si Kecil untuk mengeluh, karena sensori pengecapnya terganggu. Namun, karena ia belum bisa berbicara, maka cara inilah yang digunakan olehnya.

Maka, cobalah untuk lebih peka lagi dengan gerak-gerik si Kecil ya, Ma.

Cara Mengatasi Gangguan Sensori Pengecapan pada Anak

Cara Mengatasi Gangguan Sensori Pengecapan Anak
Pexels.com/Andrea Piacquadio

Gangguan sensori pada anak tentu akan membawa dampak bagi pertumbuhan si Kecil.

Anak yang mengalami gangguan sensoris pengecapan akan mudah terganggu dengan rasa yang tidak familiar di lidah, maka lidah perasa si Kecil akan terbatas dalam memproses rasa.

Ini juga akan berpengaruh buruk terhadap pemilihan menu makanannya.

Sebagai contoh, si Kecil tidak familiar dengan rasa manis sehingga makanan yang disajikan untuknya selalu lebih manis dari takaran normal.

Dalam jangka panjang, hal ini mampu menyebabkan si Kecil terkena penyakit gula, karena selalu mengkonsumsi makanan yang lebih manis.

Segera ambil langkah tepat untuk mengatasi gangguan sensori pada anak, seperti:

1. Pahami hubungan antara aroma dan rasa

1. Pahami hubungan antara aroma rasa
Dok. GreenPan Steamy

Bagi anak yang peka terhadap rasa, mereka akan lebih mudah mengidentifikasi aroma. Mulai dari manis, asin, asam dan pahit.

Namun, indera penciuman dapat memberikan masukan lain untuk mencoba rasa. Cobalah untuk memancing rasa ingin tahu si Kecil dengan mengenalkan rasa baru melalui aroma yang sedap.

2. Berikan tekstur, rasa, serta warna makanan yang berbeda

2. Berikan tekstur, rasa, serta warna makanan berbeda
gojek.com

Meski si Kecil doyan makan yang itu-itu saja, Mama harus menjadi kreatif dengan menyajikan makanan yang belum pernah dicoba, bahkan dilihat oleh si Kecil.

Bangkitkan selera makannya melalui visual yang menarik, tekstur yang bervariasi, serta kenalkan rasa yang belum pernah ia coba secara perlahan.

Mama bisa melakukan dengan rutin, dan melihat seperti apa respon si Kecil terhadap makanan-makanan baru yang ia rasakan.

3. Ajak si Kecil memasak bersama

3. Ajak si Kecil memasak bersama
Pexels/August de Richelieu

Ajak si Kecil memasak sendiri makanan yang akan ia konsumsi.

Rasa ingin tahunya akan terpancing, karena mengolah sendiri makanannya dari awal hingga akhir. Serta, saat ikut Mama memasak di dapur, banyak aroma baru yang akan ia cium dan menggugah nafsu makannya.

Jika perlu, berikan sedikit effort untuk menghias atau membentuk makanannya dengan desain yang lucu dan menggemaskan.

4. Gunakan sumpit untuk menyuapi anak

4. Gunakan sumpit menyuapi anak
Instagram.com/jasmnekim

Sebuah tren bernama “chopstick hack” viral di media sosial. Tren ini mengajak Mama untuk mencoba menyuapi si Kecil yang enggan buka mulut saat makan menggunakan sumpit.

Sebuah akun Instagram.com/jasmnekim pun mencoba mempraktikkan tren ini. Ia pun terkejut saat melihat anaknya membuka mulut saat ia menyuapi menggunakan sumpit.

Mama juga bisa lho mencoba mempraktikkan tren ini kepada si Kecil. Lihat percobaan seorang mama di bawah ini yuk, mana tau bisa ditiru.

5. Temui profesional untuk mengetahui akar masalahnya

5. Temui profesional mengetahui akar masalahnya
Freepik/gpointstudio

Melalui video singkat yang diunggah di akun Tiktok dr_dhanisomodihardjo, dokter anak ini menyarankan untuk segera menemui profesional jika si Kecil mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan sensori pengecap.

Menurutnya, si Kecil yang mudah berhenti makan padahal baru beberapa suap patut dicurigai dan dicari akar masalahnya. Hal ini untuk mempermudah Mama mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada si Kecil.

Jika sudah ditemukan akar masalahnya, tentu ini memudahkan anak untuk bisa mendapatkan pertolongan yang sesuai.

Gangguan sensori pengecap bukan tidak mungkin untuk disembuhkan. Memang, waktu yang dibutuhkan sedikit lebih lama karena Mama harus mengenalkan sesuatu yang baru pada si Kecil.

Ajak si Papa untuk juga berperan aktif dalam proses penyembuhan atau terapi yang dipilih untuk mengatasi gangguan sensori yang dialami si Kecil.

Baca juga:

The Latest