5 Hal soal Lahiran Caesar, Ini Mitos atau Fakta? Yuk Cari Tahu!

Proses persalinan caesar seringkali dipandang sebelah mata. Tak jarang banyak Mama yang kekeuh untuk melahirkan secara pervaginam untuk terhindar dari 'nyinyiran' miring soal lahiran caesar.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Termasuk menghadapi lima mitos lahiran caesar berikut ini. Padahal mitos-mitos berikut ini nggak bisa diterima mentah-mentah begitu saja.
Yuk, cek faktanya!
1. Lahiran caesar belum resmi jadi "Ibu"?

Mama pernah dengar kata-kata yang menyebut jika seorang ibu melahirkan secara caesar, membuatnya belum resmi jadi seorang "ibu"? Makanya banyak ibu hamil yang kekeuh untuk melahirkan secara pervaginam.
Well, ini mitos banget sih! Faktanya, hamil dan melahirkan dengan proses apapun sudah pasti Mama layak disebut sebagai seorang Ibu. Semua proses persalinan itu memang 'nikmat' banget, dan sama-sama bertaruh nyawa untuk melahirkan si Kecil ke dunia. Selain itu, menjadi Ibu bukan sekedar dilihat dari pilihan cara melahirkan, namun tentang pengasuhan dan kasih sayang yang diberikan kepada sang buah hati. Jadi, semua Mama sudah pasti seorang ibu yang hebat!
2. Sekali melahirkan caesar, akan caesar terus

Untuk poin yang satu ini, sudah pasti mitos ya Ma. Nggak semua yang pernah melahirkan caesar akan begitu terus selanjutnya. Asal dikonsultasikan kepada dokter kandungan, Mama masih bisa melahirkan pervaginam setelah pernah melahirkan caesar. Melahirkan secara caesar bisa disebabkan oleh banyak kondisi medis.
Mulai dari posisi bayi yang sungsang, panggul yang sempit atau hal medis lainnya yang tidak bisa diprediksi. Tapi hal ini nggak menutup kemungkinan bagi Mama yang melahirkan secara c-section bisa melahirkan secara pervaginam di persalinan selanjutnya.
Yang penting berdayakan diri sejak awal kehamilan dengan melakukan persiapan yang matang. Baik dari segi gizinya, asupan makan hingga olahraga khusus ibu hamil.
3. Kurang ikatan batin antara Mama dan bayi

Bayi yang lahir secara caesar membuat kurangnya ikatan batin dengan sang ibu? Ini sudah pasti mitos ya, Ma. Ikatan batin Mama dan bayi sudah terjalin bahkan dari si kecil di dalam kandungan.
Ikatan ini bisa semakin terjalin erat jika Mama sering melakukan skin-to skin dengan si Kecil setelah proses melahirkan.
4. Bayi jadi lebih rentan alergi dan asma, benarkah?
-NeIbFl9KPzDk8pci1wFDVXN30N06jesR.jpg)
Apakah benar jika bayi yang lahir lewat c-section membuatnya jadi lebih rentan alergi dan asma? Jangan panik dulu Ma, ada penjelasan kok dari ahlinya.
Jadi, belum lama ini, RS Brawijaya Group mengadakan acara C-Section Awareness Month dan mengundang para ibu untuk untuk sharing informasi perawatan pasca kelahiran caesar baik untuk ibu dan bayi dari dokter ObGyn dr. Dinda Dernameisya, Sp.OG dan dokter Anak dr. Reza Abdussalam, Sp.A. Dalam kesempatan ini, dijelaskan nih tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ibu dan bayi pasca kelahiran caesar.
Termasuk soal pernyataan tentang bayi yang lahir secara caesar lebih rentan alergi dan asma.
dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG mengatakan, "Jika dilakukan sesuai indikasi medis, operasi caesar dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif.[1] Meskipun demikian, perbedaan dampak kedua kelahiran ini tentu berbeda juga pada anak. Pertama, akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta imaturitas saluran cerna anak.[2] Kedua, kelahiran caesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit Ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari[3,4] ."

Disbiosis usus sendiri merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit.[5,6,7] Disbiosis usus ini dapat beresiko meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41%[1], alergi sebanyak 21%[1], infeksi pernafasan sebanyak 29%[2] dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi)[4] di masa pertumbuhannya.
5. Kekebalan tubuh lebih lemah
-ARGsXNtzC3KE06CPToCCVlnzRX4Ds3FX.jpg)
Selanjutnya, mitosnya nih, anak yang lahir caesar biasanya memiliki kekebalan tubuh yang lebih lemah. Ternyata ada jawabannya juga dari ahlinya. dr. Reza Abdussalam, Sp.A mengatakan, "Baik kelahiran pervaginam maupun kelahiran Sectio-Caesarea, tentu harus memperhatikan nutrisi yang penting untuk anak, kesehatan dan daya tahan tubuhnya. Nutrisi dari ASI merupakan yang paling lengkap, mulai dari kandungan Laktosa sebagai sumber Karbohidrat, Lemak, Protein, Prebiotik, Probiotik, Vitamin dan Mineral."
"ASI mengandung oligosakarida (yang berperan sebagai prebiotik) dan berbagai bakteri baik seperti Bifidobacteria (yang berperan sebagai probiotik) yang tergabung disebut sinbiotik yang dapat meningkatkan kekuatan sistem imun pada anak. Sinbiotik merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik yang terbukti secara klinis meningkatkan kinerja sistem imun, seperti membantu menurunkan kejadian ISPA, mencegah alergi makanan dan menaikkan toleransi pada asma.,"
dr. Reza Abdussalam, Sp.A. menambahkan, "Penelitian membuktikan Sinbiotik memiliki peran khusus untuk mengembalikan bakteri baik pada anak yang lahir secara caesar. Sinbiotik memulihkan kondisi saluran cerna setelah operasi caesar sejak hari-hari pertama kehidupan".

Kandungan sinbiotik juga terdapat dalam ASI dan dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik, mencegah masalah kesehatan pencernaan seperti terjadinya disbiosis usus. Dengan saluran cerna yang sehat, kesehatan dan imunitas anak juga akan terjaga sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan dan perkembangan fisik di masa pertumbuhannya.
Tuh Ma, jadi bisa dipastikan dua poin terakhir itu hanya mitos. Meski si Kecil lahir secara caesar, ia tetap bisa tumbuh dengan imunitas yang kuat dan sehat selama kebutuhan nutrisi dan sinbiotiknya terpenuhi dengan ASI dari Mama.
Serta sebagai sesama Ibu, yuk kita stop kebiasaan melakukan mom-shaming baik secara sengaja maupun nggak sengaja. Karena mau lahir caesar maupun lahir normal, semua sudah berjuang memberikan yang terbaik bagi keselamatan anak. Dan menjadi "ibu" lebih dari pilihan proses melahirkan kita, Ma, tapi bagaimana setelah anak kita lahir, kita memberikan dukungan yang terbaik untuk mereka.
Gimana Ma? Nggak khawatir lagi 'kan sekarang? (WEB/TAMA)
1. Kolokotroni et al. BMC Pediatrics. 2012;12:179
2. Francavilla R, Indrio F, Raimondi F, Giordano P, Rollo R, Cavallo L, et al. (2018) "Intervention for dysbiosis in children born by C-section. Ann Nutr Metab. 73 Suppl 4:33-40
3. Lydon-Rochelle et al., 2001, Cooklin et al., 2015
4. Polidano et al. Scientific Reports. 2011;7:11483
5. Mitselou N, et al. (2018) "Cesarean delivery, preterm birth, and risk of food allergy: Nationwide Swedish cohort study of more than 1 million children". J Allergy Clin Immunol. 142(5):1510-14.e2.
6. Peter LL, et al. (2018) "The effect of medical and operative birth interventions on child health outcomes in the first 28 days and up to 5 years of age: A linked data population-based cohort study". Birth. 45(4):347-357.
7. Deoni SC, Adams SH, Li X, Badger TM, Pivik RT, Glasier CM, Ramakrishnaiah RH, Rowell AC, Ou X. Cesarean Delivery Impacts Infant Brain Development. AJNR Am J Neuroradiol. 2019 Jan;40(1):169-177. doi: 10.3174/ajnr.A5887. Epub 2018 Nov 22. PMID: 30467219; PMCID: PMC6330134
Baca Juga: