5 Permainan Sederhana untuk Melatih Berpikir Kritis Anak

- Permainan sederhana dapat melatih kemampuan berpikir kritis anak
- Melatih pemecahan masalah, mengelompokkan dan membandingkan, memprediksi dan bernalar, serta mengasah pola dan logika
- Pendampingan yang tepat dari orangtua membantu anak merasa aman untuk mencoba dan menyampaikan pendapat
Pada tahap awal tumbuh kembang, anak mulai belajar memahami lingkungan sekitar dengan caranya sendiri. Melalui aktivitas sehari-hari, anak mengamati, mencoba, dan bereaksi terhadap berbagai situasi yang ditemui. Proses ini menjadi bagian penting dalam perkembangan cara berpikir dan bernalar.
Sering kali, orangtua mengira kemampuan berpikir kritis baru bisa dilatih ketika anak sudah lebih besar. Padahal, kemampuan seperti memecahkan masalah, membuat prediksi, dan menyusun rencana sederhana sudah dapat diperkenalkan sejak dini melalui permainan yang menyenangkan.
Dengan pendekatan yang tepat, aktivitas bermain dapat menjadi sarana belajar tanpa tekanan. Anak pun merasa lebih aman untuk berpikir, mencoba, dan menyampaikan pendapat tanpa takut salah.
Berikut Popmama.com bagikan lima permainan sederhana untuk melatih berpikir kritis anak yang dapat membantu Mama dan Papa mendukung perkembangan kemampuan berpikir kritis dan logika anak di rumah. Disimak, ya!
Melatih Pemecahan Masalah lewat Permainan

Kemampuan memecahkan masalah dapat mulai dilatih melalui aktivitas bermain yang sederhana. Lewat permainan, anak belajar merencanakan langkah, mencoba berbagai cara, dan menemukan solusi secara mandiri.
1. Misi penyelamatan mainan
Mama dapat menyiapkan balok atau tali, lalu menantang anak untuk mengambil sebuah mainan tanpa menyentuhnya secara langsung. Permainan ini membantu anak berpikir strategis dan mempertimbangkan langkah yang paling aman dan efektif.
2. Tantangan perahu dari aluminium foil
Ajak anak membuat perahu sederhana dari aluminium foil, lalu uji kekuatannya dengan menambahkan koin satu per satu. Dari aktivitas ini, anak belajar memahami konsep keseimbangan sekaligus melatih kemampuan mencoba, mengevaluasi, dan memperbaiki hasil.
3. Prediksi benda tenggelam dan mengapung
Tunjukkan beberapa benda dengan karakteristik berbeda, lalu minta anak menebak apakah benda tersebut akan tenggelam atau mengapung saat dimasukkan ke dalam air. Setelah itu, lakukan percobaan bersama untuk melihat hasilnya. Aktivitas ini membantu anak menghubungkan prediksi dengan kenyataan melalui pengalaman langsung.
Melalui rangkaian permainan ini, anak belajar bahwa satu masalah bisa memiliki lebih dari satu solusi. Proses berpikir dan mencoba menjadi bagian penting dari pengalaman belajar yang menyenangkan.
Belajar Mengelompokkan dan Membandingkan

Mengelompokkan dan membandingkan membantu anak mengenali persamaan serta perbedaan antar benda. Aktivitas ini melatih kemampuan observasi sekaligus cara berpikir logis sejak dini.
1. Mengelompokkan benda dari alam
Mama dapat mengajak anak mengumpulkan benda-benda dari sekitar rumah, seperti daun, batu, atau biji-bijian. Setelah itu, ajak anak mengelompokkan benda tersebut berdasarkan ukuran, warna, atau tekstur. Kegiatan ini membantu anak memahami konsep klasifikasi secara sederhana.
2. Membandingkan dua benda sehari-hari
Gunakan dua benda yang sering ditemui, misalnya sendok dan garpu. Ajak anak mengamati persamaan dan perbedaannya, baik dari bentuk, fungsi, maupun cara penggunaan. Dari aktivitas ini, anak belajar melihat detail dan mengungkapkan hasil pengamatannya dengan kata-kata.
3. Permainan “mana yang tidak termasuk”
Siapkan beberapa benda dengan satu objek yang berbeda dari kelompoknya. Minta anak menentukan benda mana yang tidak termasuk dan menjelaskan alasannya. Permainan ini mendorong anak untuk berpikir logis sekaligus berani menyampaikan pendapat.
Melalui kegiatan mengelompokkan dan membandingkan, anak belajar memahami hubungan antar benda. Kemampuan ini menjadi dasar penting dalam proses berpikir dan bernalar di tahap selanjutnya.
Melatih Kemampuan Memprediksi dan Bernalar

Kemampuan memprediksi membantu anak memahami hubungan sebab dan akibat. Melalui aktivitas ini, anak belajar mengemukakan dugaan sekaligus alasan di balik pemikiran tersebut.
1. Menebak kelanjutan cerita
Saat membacakan cerita, Mama dapat berhenti di tengah alur dan mengajak anak menebak apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Dorong anak untuk menjelaskan alasan dari tebakan tersebut. Aktivitas ini melatih imajinasi sekaligus kemampuan bernalar.
2. Mencampur warna dasar
Siapkan dua warna dasar dan ajak anak mencampurkannya menggunakan kuas atau jari. Perhatikan perubahan warna yang terjadi, lalu bicarakan bersama apa yang berubah dan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dari permainan ini, anak belajar mengamati proses dan hasil.
3. Berburu bayangan
Ajak anak memprediksi ke mana arah bayangan akan jatuh sebelum mengeceknya secara langsung. Mama dapat menggunakan senter atau lilin dengan pengawasan. Permainan ini membantu anak memahami konsep cahaya dan bayangan secara sederhana.
Melalui kegiatan memprediksi dan bernalar, anak belajar bahwa setiap dugaan dapat diuji melalui pengalaman. Proses berpikir menjadi lebih bermakna ketika anak diberi ruang untuk mengungkapkan alasan.
Mengasah Pola dan Logika Melalui Permainan

Permainan pola dan logika membantu anak mengenali keteraturan serta hubungan antar bentuk dan warna. Aktivitas ini juga melatih konsentrasi dan kemampuan berpikir sistematis sejak dini.
1. Membuat pola lanjutan
Mama dapat mengajak anak menyusun pola menggunakan warna, bentuk, atau ukuran, seperti AAB, ABB, atau ABC. Setelah itu, minta anak melanjutkan pola yang sudah dibuat. Permainan ini membantu anak memahami urutan dan konsistensi.
2. Sudoku sederhana untuk anak
Gunakan papan sudoku berukuran 4x4 dengan simbol atau gambar sederhana, bukan angka. Ajak anak mengisi kotak kosong tanpa mengulang simbol yang sama. Aktivitas ini melatih logika sekaligus kemampuan memecahkan masalah secara bertahap.
3. Menyusun bentuk dengan tangram
Sediakan potongan tangram dan tantang anak membentuk hewan atau benda tertentu. Dari permainan ini, anak belajar mengenali hubungan antar bentuk serta melatih imajinasi dan logika visual.
Melalui permainan pola dan logika, anak belajar berpikir terstruktur dengan cara yang tetap menyenangkan. Tantangan sederhana ini membantu anak mengembangkan fokus dan ketekunan.
Melatih Kemampuan Menyusun Urutan dan Merencanakan

Kemampuan menyusun urutan dan merencanakan membantu anak memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Aktivitas ini juga melatih kesabaran dan kemampuan berpikir ke depan.
1. Berburu harta karun sederhana
Mama dapat mengajak anak membuat permainan berburu harta karun dengan tiga hingga lima petunjuk. Ajak anak menyusun urutan petunjuk yang harus diikuti. Dari aktivitas ini, anak belajar merencanakan langkah dan memahami alur secara berurutan.
2. Menggambar rute atau aktivitas harian
Ajak anak menggambar rute sederhana, seperti perjalanan ke sekolah, atau menyusun gambar aktivitas dari pagi hingga siang. Kegiatan ini membantu anak memahami konsep urutan waktu dan keterkaitan antar kegiatan.
3. Tantangan membangun menara balok
Sediakan balok dan tantang anak membangun menara yang tinggi serta stabil. Sebelum mulai, ajak anak membicarakan rencana pembangunan. Permainan ini melatih anak berpikir strategis dan memahami pentingnya perencanaan.
Melalui permainan menyusun urutan dan merencanakan, anak belajar bahwa setiap tujuan membutuhkan langkah-langkah yang teratur. Proses ini membantu anak mengembangkan cara berpikir yang lebih terarah.
Pendampingan yang Tepat agar Anak Berani Berpikir

Selain jenis permainan, cara orangtua mendampingi anak juga berperan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan logika. Pendekatan yang tepat akan membuat anak merasa aman untuk mencoba dan menyampaikan pendapat.
1. Fokus pada proses berpikir, bukan jawaban benar atau salah
Dalam setiap permainan, Mama dan orangtua sebaiknya menekankan proses berpikir anak. Ketika anak merasa tidak dihakimi, kepercayaan diri untuk berpikir dan mencoba akan tumbuh dengan sendirinya.
2. Gunakan pertanyaan terbuka saat berdiskusi
Ajukan pertanyaan seperti, “Menurut anak, kenapa hal ini bisa terjadi?” atau “Apa yang membuat cara ini berhasil?” Pertanyaan terbuka membantu anak menjelaskan alasan dan melatih kemampuan bernalar.
3. Beri ruang untuk mencoba dan melakukan kesalahan
Kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. Saat prediksi atau rencana anak belum berhasil, biarkan anak melihat dan memahami hasilnya. Pembelajaran justru terjadi dari pengalaman tersebut.
Pendampingan yang hangat dan suportif membantu anak belajar bahwa berpikir, mencoba, dan berpendapat adalah hal yang aman dan menyenangkan.
Melalui aktivitas bermain yang sederhana, kemampuan berpikir kritis dapat dilatih sejak dini. Seperti dibahas dalam lima permainan sederhana untuk melatih berpikir kritis anak, pendampingan Mama dan orangtua membantu anak belajar berpikir dengan percaya diri dan tanpa tekanan.









-M4H7b1ZhTVkhBHuYLMD96ShifBhBZlhx.jpg)





-1wsWdZd1rcbwN90evtaWGFfo5d3OKThF.png)


