Pentingnya Cukupi Nutrisi dan Banyak Lagi Tantangan Penuhi Asupan Gizi Anak

Anak-anak yang tumbuh di generasi baru, generasi digital ini adalah mereka yang tumbuh sebagai generasi yang aktif, kreatif, inovatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, tantangan tumbuh kembang anak generasi baru kini semakin kompleks. Selain kecerdasan akademis, mereka juga membutuhkan kecerdasan sosial dan emosional.
“Sebagai orang tua dari anak NewGen, saya merasakan tantangan pengasuhan yang semakin kompleks. Anak-anak saya tumbuh di era digital yang serba cepat, dan salah satu kekhawatiran saya adalah memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang bukan hanya cerdas, tapi juga berempati dan mampu bersosialisasi dengan baik,” kata Caca Tengker, artis sekaligus ibu dari dua orang anak, di acara Peresmian Susu Formula Cair Bebelac di Urban Forest Cipete, Kamis (19/06/2025).
Kecerdasan sosial dan emosional itu tidak tumbuh dengan sendirinya. Selain mencontoh dari perilaku orang di sekitarnya, asupan gizi juga berpengaruh penting terhadap pertumbuhannya, lho, Ma!
Ingin tahu apa saja tantangan lainnya? Dalam artikel Popmama.com berikut ini, dijelaskan 6 tantangan penuhi asupan gizi anak. Simak hingga selesai, yuk!
1. Pola makan Gizi Seimbang: lihat piring makanmu

“Ketika kita berbicara tentang masa depan bangsa, perhatian utama harus diberikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Untuk memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang unggul, kita perlu memenuhi tiga pilar penting dalam proses tumbuh kembang mereka, salah satunya dari gizi,” jelas Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH. Selaku Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia.
Dari ketiga pilar yaitu potensi, atensi, dan nutrisi itu, nutrisi memainkan peran yang sangat krusial, karena merupakan fondasi utama dalam mendukung tumbuh kembang fisik dan perkembangan otak anak.
Tanpa asupan gizi yang cukup dan seimbang, sulit bagi anak untuk mencapai potensi terbaiknya, sekalipun perhatian dan stimulasi yang diberikan sudah optimal.
Pemerintah telah menetapkan konsep Gizi Seimbang sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Pedoman ini menekankan pentingnya pola makan seimbang dengan memperhatikan komposisi gizi dalam setiap piring makanan, atau yang dikenal dengan kampanye “Isi Piringku”.
Selain memenuhi kebutuhan zat gizi, makanan juga harus dibuat dengan cita rasa yang menyenangkan agar dapat diterima oleh anak, sehingga mereka dapat makan dengan lahap dan gembira.
2. Tidak semua makanan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak

Di tengah aktivitas anak-anak generasi baru yang semakin dinamis, banyak orangtua memilih susu cair sebagai solusi praktis yang mudah dikonsumsi kapan saja. Namun penting untuk dipahami bahwa tidak semua jenis susu cair memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Hanya susu formula cair yang diformulasikan khusus dengan nutrisi esensial yang mampu mendukung kebutuhan gizi anak secara menyeluruh.
Susu cair biasa sering kali tidak mengandung zat gizi penting tersebut, bahkan bisa mengandung tambahan gula yang tidak diperlukan oleh anak. Oleh karena itu, orangtua perlu lebih cermat melihat kandungan gizi dalam memilih jenis produk susu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.
“Nutrisi adalah pilar masa depan bangsa. Tidak ada satu jenis makanan pun yang mampu memberikan gizi lengkap. Harus diberikan sesuai porsinya, melengkapi nutrisi satu sama lain” lanjut dr. Ray.
Di sinilah peran susu formula cair yang telah difortifikasi yang bebas dari tambahan sukrosa menjadi sangat dibutuhkan karena dapat menyediakan kandungan makro dan mikronutrien penting di tengah tuntutan kepraktisan kemasannya.
3. Pentingnya memilih susu yang sudah difortifikasi

Panduan Gizi Seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014 merekomendasikan konsumsi satu porsi susu setiap hari bagi anak usia 1–3 tahun maupun 4–6 tahun.
Namun, kenyataannya, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, susu memiliki peran penting sebagai sumber tambahan nutrisi, terutama dalam masa pertumbuhan aktif anak-anak.
Menjawab tantangan ini, Bebelac menghadirkan produk susu formula cair, susu siap minum yang diformulasikan khusus untuk mendukung kebutuhan gizi anak Indonesia. Produk ini mengandung DHA, prebiotik FOS:GOS dengan rasio 1:9, serta tanpa tambahan sukrosa, menjadikannya pilihan yang lebih sehat dan aman bagi anak-anak.
Apa itu DHA? Menurut dr. Melia Yunita, MSc, SpA, seorang dokter spesialis anak, DHA (asam dokosaheksaenoat) adalah asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi sangat penting untuk perkembangan otak anak.
“Jika asupan DHA tercukupi, maka perkembangan otak akan optimal. Ketika otaknya berkembang dengan baik, kemampuan kognitif anak juga akan terbentuk lebih maksimal,” jelas dr. Melia.
Selain gizi, perihal kepraktisan juga turut dipertimbangkan. Anak generasi baru sekarang ini kerap memiliki banyak kegiatan di luar rumah, sehingga efisiensi produk sangat dibutuhkan.
“Susu formula cair ini memiliki rasa creamy yang disukai anak. Lebih dari sekadar kandungan nutrisi, produk ini juga mengedepankan aspek kepraktisan untuk mendukung rutinitas para orangtua masa kini. Dengan kemasan praktis siap minum (on-the-go), susu formula cair ini dapat membantu pemenuhan nutrisi si Kecil kapan saja dan dimana saja,” ujar Head of Brand Bebelac, Anissa Ardiellaputri.
4. Seimbangkan 3A: Asah, Asih, Asuh

Dalam proses tumbuh kembang anak, penting bagi orang tua untuk menyeimbangkan tiga aspek utama yang dikenal dengan konsep 3A: Asah, Asih, dan Asuh.
Asah merujuk pada segala bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, dan kreativitasnya.
Asih adalah bagaimana orang tua membangun ikatan emosional yang hangat dan aman melalui kasih sayang serta komunikasi yang positif.
Sementara Asuh mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak, seperti nutrisi yang cukup, imunisasi, kebersihan, pengobatan, hingga pakaian yang layak.
Caca Tengker turut berbagi pengalamannya sebagai ibu yang membesarkan anak-anak yang lahir di generasi baru. Menurutnya, tantangan saat ini tidak hanya terletak pada mendukung kecerdasan anak, tetapi juga dalam membentuk karakter dan empati mereka.
“Anak-anak sekarang perlu diajak berdiskusi, dilibatkan dalam proses berpikir, dan diasah kepekaannya, bukan hanya diarahkan untuk menjadi pintar secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan emosional dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Sebagai seorang ibu, Caca mengaku terus belajar memahami kebutuhan anak, termasuk mengenali apakah mereka memiliki alergi atau sensitivitas tertentu. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kandungan nutrisi dari setiap produk yang diberikan kepada anak.
“Kita tidak bisa hanya terpikat oleh kemasan yang menarik, tapi harus benar-benar tahu apa yang dikonsumsi anak kita,” tutupnya.
5. Memenuhi makronutrien dan mikronutrien

Dalam masa tumbuh kembang, anak memerlukan asupan makronutrien dan mikronutrien yang seimbang.
Makronutrien terdiri dari karbohidrat sebagai sumber energi utama, protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh termasuk otot, serta lemak yang berfungsi sebagai cadangan energi.
Salah satu jenis lemak yang sangat penting adalah asam lemak esensial, yaitu lemak yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh dan harus didapatkan dari makanan. DHA (asam dokosaheksaenoat) termasuk dalam kelompok ini.
DHA merupakan komponen struktural utama pada otak dan retina mata. Kandungan ini berperan penting dalam mendukung perkembangan otak, fungsi kognitif, kemampuan belajar, penglihatan yang sehat, serta kemampuan fokus dan daya ingat anak.
“Ini sangat penting bagi anak dalam proses belajar. Di sekolah, mereka membutuhkan kemampuan untuk fokus dan mengingat materi pelajaran yang diberikan. DHA punya peran besar di situ, dan ini termasuk makronutrien,” lanjut dr. Melia.
6. Jaga kesehatan saluran cerna

Saluran cerna memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak karena merupakan satu-satunya pintu masuk bagi nutrisi ke dalam tubuh.
“Bila saluran cerna sehat, maka penyerapan nutrisi akan optimal,” ungkap dr. Melia.
Sebaliknya, jika kesehatan pencernaan terganggu, maka sebaik apa pun asupan gizi tidak akan terserap dengan baik.
Sayangnya, berbagai kebiasaan buruk dapat memicu gangguan pada saluran cerna, seperti konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kebersihan yang kurang terjaga, serta kurangnya asupan air putih.
Di sinilah peran prebiotik dan probiotik menjadi penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota di usus.
“Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam saluran cerna. Mereka bekerja dengan mengonsumsi prebiotik sebagai ‘makanan’, sehingga bakteri baik tetap aktif dan sehat,” tambah dr. Melia.
Contoh prebiotik yang bermanfaat antara lain oligosakarida dan FOS:GOS (Frukto-Oligosakarida dan Galakto-Oligosakarida), dua kandungan yang juga terdapat dalam produk susu formula cair terbaru ini, sebagai dukungan tambahan untuk menjaga kesehatan pencernaan anak secara menyeluruh.
Ma, itu dia 6 tantangan penuhi asupan gizi anak. Apa Mama juga mengalami tantangan yang sama?